Gowes Sore Hari.

Di suatu sore yang mendung saya mengerjakan tugas APSI di kosannya nindy. Ketika sudah mulai bosan (karena sebenarnya kami tidak mengerjakan tugas dan ujung-ujungnya cuma ngenet-ngenet aja), tiba-tiba nindy ngajakin ke kampus, mau ngambil duit di atm katanya. Pas keluar kamar terlihat sebuah sepeda kepunyaan Taufiq, pacar tetangga nindy. Nindy pun mendapatkan ide brillian untuk naik sepeda ke kampus, padahal deket kalau jalan kaki juga. Setelah terjadi perdebatan seru antara jalan-kaki-aja-soalnya-jalanan-rame dengan hayu naik-sepeda-biar-eksis-orang-orang-lagi-pada-bubaran-kuliah-ini. Akhirnya saya dan nindy memutuskan yang kedua. Hahahaha.

Nindy pun membonceng saya dengan gigihnya layaknya abang-abang becak yang tangguh sementara saya hahahihi aja di belakang. Sampai di atm nindy udah ngos-ngosan aja berhubung saya gendut. Hahaha. Lalu melihat cuaca yang lumayan asik, kita pun mendapatkan ide baru yaitu mari-sepedaan-muter-muter-kampus! Kita pun berganti posisi, sekarang saya yang jadi supirnya. Asik lah pokoknya suasananya sore-sore adem gimana gitu berasa lagi liburan dipuncak (apa deh).

Ga puas sepeda-sepedaan, muncul lagi ide norak yaitu foto-fotoan. Dengan modal kamera HP seadanya kita pun foto-fotoan norak di depan Learning Center kampus. Hahaha. Maklumilah kekampringan kami. Nah pas foto-foto itu tiba-tiba ada seekor anjing nongol. Si nindy panik, saya mah biasa aja ga takut. "Tenang nin, si anjing lagi sedih tuh," kata saya dengan tingkat kesotoyan yang super duper mega ultra tinggi. Tapi emang muka si gukguk itu sendu-sendu mau nangis gitu. Oke kita kemudian lanjut foto-foto dengan gaya sepedaan-sore-sore-di-puncak.




gaya lagi liburan di puncak.


gaya lagi pura-pura cape trus minum. hahahha

Nah si gukguk yang tadinya berjalan menjauh tiba-tiba berhenti lalu berbalik arah berjalan ke arah kami dengan tatapan lurus. Saya yang tadinya ga panik tiba-tiba jadi panik soalnya si gukguk berjalan mendekat dan makin mendekat. Saya pun ambil posisi siap-siap sepedaan lagi. Nindy naik di boncengan. "Siap nin?" tanya saya. Nindy pun menjawab siap dan saya mulai menggowes sepeda. Namun tiba-tiba ada suara aneh "kletek kletek kletek". Oh no, something's wrong. Kami pun turun lalu menyadari bahwa ban belakang si sepeda mendadak aneh, goyang-goyang ga tetap pada porosnya. Takut kenapa-kenapa, saya dan nindy pun terdiam di depan atm menunggu bala bantuan.

Mulailah kami mengamati orang-orang yang lewat. Kira-kira dialog yang terjadi begini:
"mir, itu si X bukan? panggil dia aja apa?"
"aduh nin dia ga tampang-tampang sepeda. eh itu tuh pinter tuh kayanya mukanya."
"emang muka pinter pasti bisa benerin sepeda?"

hahahaha. Setelah beberapa menit berlalu lewatlah seorang kakak asisten lab fisika. Saya dan Nindy kegirangan karena berfikir asisten lab fisika = jago fisika = mekanikanya oke! Kita langsung memanggil oknum tersebut dan dia pun mencak-mencak. "Lo pikir gue montir sepeda?", katanya. Saya dan Nindy pun mulai memanas-manasin si oknum itu. "Aduh kak, katanya mau sidang minggu depan jadi sarjana teknik masa ga bisa benerin sepeda." Dia lalu mulai panas dan memeriksa sepeda laknat itu. Lalu dia menyerah karena ga ada obeng katanya.

Sepeninggalan si kakak aslab fisika, datang lagi wira si raja gowes. Wira juga menyerah karena ga ada obeng. Lalu datang seorang lagi yang juga raja gowes dan dia menyerah juga dan memberi solusi yaitu dorong aja sampai kerumah.

Akhirnya saya dan nindy pun mendorong sepeda menyusuri jalanan menuju kosan. So pathethic. Tadinya padahal udah hahahihi kegirangan. Kita pun mengingat-ingat apa yang bisa membuat si sepeda jadi pundung begitu padahal tadinya baik-baik aja. Lalu kita pun teringat si anjing aneh bermuka sedih. Apakah dia membawa kutukan? Entahlah.

Cerita saya sungguh tidak penting sekali ya. Hahahaha

2 comments