Raja Ampat - Prolog

Tuhan menciptakan bumi Indonesia dengan sangat indah dan hati-hati. Sentuhan tangannya yang Maha Indah bisa dilihat di setiap sudut Indonesia dengan beribu-ribu pulaunya yang eksotis. Raja Ampat salah satunya. Kepulauan di bumi Papua ini disebut-sebut sebagai Last Paradise on Earth. Mungkin ini sedikit berlebihan, tapi setelah menjejakkan kaki ini di sana dan menyaksikan sendiri indahnya dengan mata kepala sendiri, saya, Mira Afianti, menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.

Memijakkan kaki di Raja Ampat pada awalnya mungkin hanyalah sebuah mimpi. Mahalnya ongkos pesawat untuk terbang ke Papua mungkin bisa diakali dengan berburu tiket murah. Akan tetapi akses menuju Raja Ampat itu sendiri yang merupakan suatu tantangan. Bensin yang tergolong langka di Papua membuat harganya melambung dan berdampak pada biaya sewa kapal yang sangat mahal. Quick Fact : untuk menuju kepulauan wayag (ya, bukit-bukit indah yang muncul pertama kali ketika kita mengetikkan keyword 'raja ampat' di google) membutuhkan biaya minimal 8 juta untuk sewa kapalnya. Maka mimpi hanyalah tinggal mimpi, tapi itu dulu.

Adalah seorang teman saya yang bernama Wira Nurmansyah. Dia adalah teman sepermainan saya di masa kuliah karena sama-sama bergabung di PhotoST - komunitas fotografi kampus. Saya menyebutnya jurig lomba, karena entah lomba manapun yang berbau fotografi atau menulis, pasti dia menjadi juaranya. Bahkan seminggu sebelum ke Raja Ampat wira baru saja pulang dari Wakatobi, mengemban misi sebagai agen idTravellers, dan menang! Entah dewi fortuna mana yang mengikutinya. Sampai saya curiga Wira ini pakai susuk atau minimal pelihara tuyul. Haha, ga enak banget ya ini perkenalan tentang Wira.

Jadi intinya, suatu hari di akhir September, di mobil dalam perjalanan pulang dari Braga Festival di Bandung, ada saya, Hardo, Wira, dan Pojan - adik saya yang menyetir hari itu. Hardo berkata "Mir, si Wira mau ke Raja Ampat lah". Wah saat itu saya langsung berontak gak terima trus langsung minta diturunin di jalan (haha drama). Tapi yaudahlah dalam hati cuma mikir "tunggu pembalasanku, Wir". Padahal mau bales dendam apa juga, ikut lomba males soalnya ga pernah menang, duit ga punya. Fail. Sampai pada akhirnya besok paginya ada sms "mir, mau ikut ke raja ampat ga? ternyata pemenangnya boleh bawa temen". Oke, itu saya langsung bangun dari tidur dan konfirmasi ke Wira. Ini gak segampang itu sih sebenernya ngajaknya, ada sedikit kongkalikong sama si Wira sebelumnya. Setelah minta izin ke Mama dan Papa yang untungnya agak kooperatif sama anaknya yang gak bisa diem ini, walaupun agak shock dulu kok ujug-ujug saya minta izin ke Papua, akhirnya deal, saya akan ke Raja Ampat!

Halo, Sorong!

Wayag - a teaser.


Perjalanan 4 hari 3 malam ke Raja Ampat benar-benar luar biasa. Dari mulai pengalaman pertama diving, rock climbing demi melihat pemandangan surga, mengejar pari Mantarai, hingga trekking pagi buta demi melihat cendrawasih, banyak cerita dari Timur Indonesia, tapi more on that later, biar seru :D

3 comments