Pendakian Gunung Guntur

Emang dasarnya susah diam dan selalu mauan kalau diajak main, kemarin saya nimbrung acara piknik teman saya, Arif, dan geng TripHore ke Gunung Guntur di Garut.

"Eh, gunung guntur kayak apa sih trek-nya? Susah nggak?"
"Pendek kok, lebih pendek dari Papandayan. 11-12 lah paling."

Dalam hati : Oh oke, Papandayan treknya enak gak terlalu nanjak.

"Oke, ikut!"

Gunung Guntur kemudian resmi jadi saksi pendakian saya yang ke-3. Sama seperti Papandayan, gunung ini juga terletak di Garut. Tingginya 'cuma' 2.449 mdpl sementara Papandayan punya tinggi 2.665 mdpl. Makanya saya pikir pendakian ini akan jadi pendakian cantik santai yang gak perlu banyak effort.

Tapi salah. Banget.

Gunung Guntur dilihat dari SPBU

Iya, gunungnya memang lebih pendek. Tapi ternyata Gunung Guntur itu seperti cabe rawit yang berwarna orens. Pedas!

Rombongan berkumpul di Cicaheum (yang deket banget dari rumah, jadinya nyantai banget perginya dan akhirnya rombongan Jatihandap jadi yang paling telat dateng - haha) lalu kami langsung naik minibus tujuan Garut yang ngetemnya Subhanallah lama banget! Berangkat dari Terminal Cicaheum jam 8 pagi, kami akhirnya sampai di SPBU Warung Tanjung, Garut sekitar jam 11 siang. Leyeh-leyeh, sholat dzuhur, packing ulang, sambil nunggu rombongan dari Jakarta (yang sebenernya sih cuma 1 orang) datang.

SPBU Warung Tanjung ini sering menjadi perhentian untuk yang mau mendaki ke Guntur. Tunggu aja, nantinya bakal banyak mamang-mamang nawarin angkot buat ke basecamp yang sebenernya letaknya nggak terlalu jauh, tapi lumayan lah buat menghemat tenaga. Setelah 10 orang terkumpul lengkap, kami lalu berangkat ke basecamp dengan angkot sewaan.

#TripHore Episode Gunung Guntur - Full Team sebelum nanjak

Setelah makan siang di warung yang ada di basecamp (ayam gorengnya enak banget lah cuma 13 ribu pula harganya) dan mendengar petuah-petuah (hati-hati babi hutan dan maling), kami pun siap mendaki. Oiya di sana pendaki juga harus membayar tiket masuk seharga Rp. 7.500 perorang. Waktu beli tiket ini, jangan lupa hitung jumlah tiket yang dikasih bapak-bapak penjaganya ya, kadang-kadang suka kurang. True story.

Trek diawali dengan jalan melewati lokasi penambangan pasir. Masih aman. Sampai di pos 1, tiba-tiba trek berubah jadi tanjakan ampun tanpa jeda. Treknya didominasi batu-batu besar sehingga kami harus setengah memanjat. Mulai nggak aman. 

Nanjak tanpa ampun begini sampai atas. Tanpa bonus.

Sungai setelah pos 1

Setelah tiga jam mendaki, kami sampai di pos 3. Waktu sudah menunjukkan sekitar jam setengah 5 sore. Lokasi camp sebenarnya ada dua; di pos 3 (yang dekat dengan sumber air terakhir sebelum ke puncak), lalu di puncak bayangan (puncak 1). Karena jarak pos 3 ke puncak bayangan masih 3 jam lagi kami memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 3 dengan rencana summit besok dini harinya.

Yang unik dari Guntur adalah banyaknya babi hutan yang berkeliaran di sekitar camp dan mereka tidak takut dengan manusia. Yang ada malah manusianya yang was-was karena mereka melenggang kakung di sekitar tenda seolah-olah terpanggil dengan aroma makanan yang kami masak. Acara masak-masak dan makan pun berlangsung dengan mode siaga.

Rumah kami hari itu. 

Dinner in the making 

Baby hutan :| 

Pemandangan kota Garut dari atas

Acara malam hari seperti biasa masak, makan, ngobrol ngalor ngidul, nyanyi-nyanyi pake ukulele (dari mulai lagu Padi sampai Joshua - haha) lalu tidur karena besoknya harus bangun pagi untuk summit attack.

Keesokan harinya, baru lah tantangan yang sesungguhnya pun dimulai.

Bangun jam 2 pagi,  setelah menambah lapisan pakaian dan memakai headlamp, kami bergegas untuk menuju puncak. Dan ternyata trek dari pos 3 menuju puncak itu luar biasaaaahhhh. Kemiringan sekitar 60 derajat (bahkan kayaknya lebih) dengan trek pasir dan kerikil. Salah melangkah sedikit saja kaki langsung merosot ke bawah karena pijakan yang tidak solid. Ini masalah banget buat saya yang suka gamang dengan ketinggian dan kemiringan, karena ngeliat ke bawah rasanya ngilu banget. Alhasil saya naik dengan setengah merangkak ke atas. Rombongan langsung terpecah hingga tersisa saya, Arif, dan Andit di urutan paling belakang. Kalau ga ada mereka kayaknya saya ga jadi muncak deh. Haha. Sempat putus asa dan pengen berhenti aja tapi akhirnya setelah 4 jam saya sampai juga di puncak! #proudmoment

Area camp di Puncak 1 

Puncak 2 dilihat dari Puncak 1 

Di atas awan 

Gunung Cikuray dari kejauhan. Miring banget 

Sarapan


Nikmat banget rasanya sarapan di puncak sambil liatin gumpalan awan yang kayak gula-gula kapas. Sambil mikir waswas juga gimana nanti caranya turun ke bawah. Rasanya kalau bisa pengen flying fox aja atau naik kereta gantung ke bawah.

Miring :|

Main perosotan

Setelah puas ngemil dan foto-foto geje, kami bergegas turun ke bawah sebelum matahari semakin terik, mengingat medan yang akan kami tempuh adalah savana yang minim pohon. Dan ternyata, perjalanan turunnya enak banget, karena ada jalur bebas hambatan berupa pasir dan kerikil jadinya bisa main ski dan perosotan di sana. Seruu! Guntur bener-bener menawarkan pengalaman yang luar biasa deh.

Sampai di camp lagi ga sampai 2 jam, langsung nyebur ke sungai yang ada di sana. Enak.

Sehabis makan siang dan berberes, kami segera turun ke basecamp. Ternyata perjalanan turun di sini yang paling berat. Medan berbatu dan curam. Saya sampai lupa kalau kemaren pernah manjat batu-batu besar ini :|

Dan akhirnya setelah perjuangan yang bikin lutut ngilu, kami semua sampai di bawah dengan selamat, dan makan ayam goreng enak di basecamp lagi. Naik gunung selalu bikin saya menyesal di tengah perjalanan ke puncaknya. Tapi setelah sampai di bawah lagi, rasa nyesal dan kapok langsung menguap hilang.

Terima kasih geng TripHore sudah menerima saya dengan baik sekali. Sampai bertemu di TripHore selanjutnya!

Tambahan:
Penderitaan kaki kami hari itu diperparah dengan perjalanan Garut - Bandung yang 2 jamnya dilewati dengan berdiri di minibus yang super padat. Sabar ya, kaki. Besok kita pijet.

Photos credit to Arif, Jody, Bagas, dan Saya.

18 comments

  1. waah rilis juga haha, eh kalo bawa mobil pribadi kira-kira ada tempat penitipan nggak ya kak Mira disana ? anyway miring banget ya jalurnyaa

    ReplyDelete
  2. udah dibikin postingannya ternyata, mantap ya Guntur? haha

    ReplyDelete
  3. Jadi, gunung man lagi yang mau ditaklukkan? :D

    ReplyDelete
  4. KApan2 mau nyobain gunung di JaBar... :D jauhnyaaaa

    ReplyDelete
  5. waw...amazing ya..moga jadi dbulan ini

    ReplyDelete
  6. Dari bawah ke puncak berapa jam bang?

    ReplyDelete
  7. helo kak miraa ,, boleh minta nomor kontak basecamp guntur kak ? ane ada rencana mau ke sana ni . makasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh kemarin saya go show nggak pake kontak2 ke basecampnya dulu. maaf ya gak bisa bantu :(

      Delete
  8. mba mira belum kapok nanjak guntur kan...
    ayo join nanjak lagi ke guntur tanggal 2 april

    ReplyDelete
  9. tahun ini kudaki kau guntur setelah puas dengan gunung-gunung yang lain di jawa barat

    ReplyDelete
  10. agak ngeri-ngeri sedap kayanya ya treknya..
    kalau baru pertama kali kesana tanpa guide atau yang tau trek aman gak ya?
    ada rencana kesana awal mei ini soalnya.

    ReplyDelete
  11. Keren Abis,,,, tanjakin lagi Ciremay Mirip sama guntur....

    ReplyDelete
  12. Emang segitu susahnya ya. Padahal tgl 3 ini rencana mau ke sana.

    ReplyDelete