Met Totoro and Friends

Perkenalan saya dengan Studio Ghibli sebenarnya belum terlalu lama. Mungkin baru sekitar setahun belakangan ini. Film pertama yang saya tonton tentu saja adalah My Neighbour Totoro lalu dilanjutkan dengan Spirited Away. Ciri khas filmnya yang hampir selalu mengangkat benang merah tentang keluarga atau tentang pesan untuk mencintai alam dan diceritakan dengan cerita yang sederhana membuat saya jatuh cinta. Langsung saya mengunduh dan menonton film-filmnya yang lain.

Ketika ada rencana ke Jepang, saya bertekad harus menyempatkan diri mengunjungi Museumnya di Mitaka - sebuah kota kecil di Barat Tokyo. Dari 4 orang partner jalan-jalan saya, yang ngefans sama Ghibli cuma Ibun. Untung yang lainnya mau aja diajakin ke sana. Untuk mengunjungi museum ini gampang-gampang susah. Gampang karena tiketnya cuma bisa dibeli di Lawson cabang manapun di seluruh Jepang. Susahnya karena mesin penjual tiketnya berbahasa Jepang dan ramainya saingan kita untuk pergi ke sana. Yap, ada kuota jumlah pengunjung yang boleh berkunjung ke Museum Ghibli di tiap sesinya. Dalam satu hari ada 4 sesi yaitu pukul 10:00, 12:00, 14:00, dan 16:00 dengan waktu berkunjung yang dibatasi hanya 2 jam saja. Peminat museum ini tampaknya cukup banyak dilihat dari tiket gampang sekali habis terjual. Apalagi ketika weekend atau musim liburan. Oleh karena itu sebaiknya beli tiket jauh-jauh hari. Mungkin bisa menitip ke teman atau kerabat yang memang tinggal di Jepang. Kemarin kami menggunakan jasa dari tripjepang untuk membelikan tiket Ghibli. Tapi sayang sekali sekarang mereka tidak menerima jasa pembelian tiket lagi, kecuali bagi yg ingin menggunakan jasa mereka untuk membuatkan itinerary.


Ketika check-in di hostel, resepsionis memberikan bungkusan yang berisi tiket Ghibli. Lega sekali rasanya ketika tiket sudah di tangan. Pagi hari sehabis sarapan, kami pun segera naik kereta menuju Mitaka. Dari Asakusa, naik Ginza Line dari Tawaramachi station menuju Kanda station. Lalu pindah ke JR Chuo Line lalu turun di Mitaka. Jarak tempuhnya sekitar 30 menit perjalanan. Mitaka ini mungkin kayak Bekasi-nya Jakarta ya. Begitu keluar stasiun, sudah terlihat halte bis yang menuju ke Ghibli. Papan informasi penunjuk jadwalnya bergambar Totoro dan dekorasi bis-nya juga berupa karakter-karakter Ghibli. Oiya bis ini bisa dibayar dengan PASMO. Dan itu bikin saya lupa berapa ongkosnya.


Karena sampai di sana masih kepagian, jadi kami bermain-main dulu di taman sekitar museum. Di sana ada pohon sakura yang super pink! Dan sebagai orang tropis yang baru pertama kali melihat Sakura, noraknya langsung kumat.


Arsitektur dari museum ini unik, dirancang sendiri oleh Hayao Miyazaki. Jam 10:00 tepat museum akhirnya dibuka. Ditandai dengan pegawai yang membunyikan lonceng sambil berjalan menuju atap museum yang ada robot Laputa-nya. Para pengunjung diperbolehkan masuk tapi ternyata antrian saat itu sudah  lumayan ramai. Setelah tiket diperiksa, kami diberikan tiket pengganti berupa potongan roll film. *Yang lupa difoto. Dan petualangan pun dimulai!


Amazed. Rasanya super senang dan excited ketika masuk ke dalam. Ghibli banget (haha, you don't say?). Ternyata ketika masuk di dalam bangunan museumnya baru terlihat luas dengan banyak sekali ruangan-ruangan untuk di-explore. Di lantai dasar banyak exhibition dari berbagai teknik animasi di jaman dulu. Ada satu exhibition yang paling bikin saya merinding. Rasanya pengen banget merekamnya di video untuk ditunjukkan ke teman-teman yang lain. Tapi pengawasan di museum super ketat dan penggunaan kamera dalam bentuk apapun dilarang keras. Saya terdiam lama sekali di situ. Rasanya susah dideskripsikan dengan kata-kata, tapi I'll try my best. Bayangkan ada lingkaran yang terdiri dari berbagai gambar yang mengelilingi lingkaran tersebut. Ketika lingkaran berputar dan ditambah permainan cahaya strobist yang berkedip-kedip, seolah-olah gambar tersebut 'hidup'. Aduh, saya kehilangan kata untuk menjelaskan. But you absolutely would love it! Karena ini kece sekali.

Kemudian ditunjukkan bagaimana proses pembuatan film yang gambar-gambarnya benar-benar digambar manual pakai tangan, color chart tone warna film-filmnya, sampai tumpukan kaleng-kaleng cat untuk mewarnainya. Ada juga ruangan berisi buku-buku yang isinya adalah sketsa kasar film-film Ghibli, lengkap digambarkan per-scene. Di sana pengunjung bisa menonton pemutaran film pendek di Saturn Theatre. Satu tiket hanya kebagian jatah satu kali menonton. Film yang diputar saat itu berjudul Whale Hunt (Kurijatori) yang sayangnya nggak ada subtitle Inggrisnya. Di ruangan yang berisi berbagai macam proyektor, tiket berupa potongan roll film yang dibagikan di pintu masuk ternyata bisa diproyeksikan untuk dilihat di layar. Rasanya tergoda banget pengen foto-foto di dalam. Apalagi ketika kami masuk ke ruangan yang merupakan setting ruang kerja Hayao Miyazaki. Tapiii, kami berhasil curi-curi gambar sedikit. Hehe. Ibun memotret ruang kerja Mr. Miyazaki menggunakan GoPro-nya. Saya juga berhasil motret Cat Bus. Untungnya nggak ketauan dan diusir. Oiya Cat Bus ini bisa dinaikin beneran lho, tapi sayangnya cuma buat anak kecil aja. :(


Beranjak ke rooftop, ada taman dengan robot Laputa Castle in the Sky raksasa. Nah di sini barulah pengunjung boleh bebas berfoto. Ada juga cafe yang menyajikan makanan bertema Ghibli. Cuma karena super mahil, jadi mending makan siang di Lawson depan museum aja. Hahaha. Oiya, siap-siap juga kalap di Ghibli Museum Shop karena banyaaaak sekali souvenir kece serba Ghibli. Saya dan Ibun lama sekali muter-muter di dalam toko sementara 3 pria lain nongkrong di taman ngecengin wanita-wanita. Bingung karena pengen beli semua tapi harganya gak ramah di kantong. Tapi akhirnya semua kembali ke prinsip "kapan lagi ke sini?" haha. Dan hari itu pun diawali dengan sangat menyenangkan :)


All photos were taken by me with Ricoh GR. Except the 'Selfie' and Hayao Miyazaki's working room, were taken by Ibun with his GoPro.

1 comment

  1. Ruang Kerja nya Miyazaki terlihat keren sekali :D

    ReplyDelete