Flores Trip : #4 - Setitik Surga Bernama Gili Lawa

My heart fell for Gili Lawa.

Gili Lawa atau Gili Laba, salah satu tempat di daerah Kepulauan Komodo yang membuat saya kekeuh untuk menyewa kapal live on board instead of ikut rombongan tour. Kebanyakan tour dari Labuan Bajo memang tidak menyertakan tempat ini di daftar tujuannya karena letaknya yang cukup jauh. Tapi sayang banget kan kayaknya jauh-jauh terbang ke sini tapi tidak melihat langsung pemandangan yang (menurut saya) paling indah? Sejak pertama kali melihat Gili Lawa di blog Wira saya bertekad dalam hati bahwa suatu hari saya akan ke sana. Sejak awal sms-an dengan Pak Mat saya sudah berpesan, "Pokoknya gimana pun caranya di 3 hari 2 malam itu saya bisa ke Pink Beach, Gili Lawa, sama liat Komodo, Pak. Tujuan lain nggak terlalu penting." Dan Alhamdulillah semuanya terpenuhi.

Lumayan jauh ya.

Setelah melihat Komodo dan leyeh-leyeh di Pink Beach, kapal pun langsung bertolak ke Gili Lawa. Targetnya adalah mengejar matahari tenggelam dari atas bukit.  Sebelumnya kami mampir sebentar di Manta Point, spot di mana ikan pari manta sering ditemui. Manta-nya benar-benar banyak! Beberapa kali terlihat gerombolan hitam besar berenang di sekitar kapal. Beberapa teman saya nyebur untuk berenang bareng manta. Tapi saya, yang punya pengalaman buruk diserang banyak ubur-ubur saat berenang di Manta Point Raja Ampat, memilih untuk diam saja di kapal. Karena memang makanan utama si manta adalah ubur-ubur, jadi ya gitu deh.
 
 Teman-teman yang lagi pada 'memburu' manta.
 
Pak Mat lengkap dengan wetsuit sedang mencari manta. Si Pak Mat ini licensed diver loh
.
Yang item itu bukan plastik kresek, tapi manta.

Giant mirror. Bahkan kapal juga bisa ngaca :D

Tipikal pemandangan di kepulauan komodo. Bukit-bukit kece.

Puas main dengan manta, kami pun segera menuju tujuan terakhir di hari itu. Gili Lawa! Tapi untuk mendapatkan pemandangan yang super duper mega ultra ciamik, kami harus mendaki untuk ke atas bukit. Mendakinya bukan mendaki ecek-ecek kayak di Pink Beach. Miringnya tanjakan mungkin sekitar 70 derajat. Sebenarnya ada dua jalur untuk menuju ke atas, jalur cepat tapi nanjak banget, jalur selo yang landai tapi nyampenya lama. Karena niatnya mau berburu matahari tenggelam, jadi kami pakai jalur cepat untuk perginya, dan jalur landai untuk pulangnya. Mengantisipasi kalau-kalau nanti pas pulang udah gelap, kayaknya lebih save kalo pulang lewat yang landai.

Sampai di Gili Lawa!

Awal perjalanan. Bukit paling tinggi itu yang kami tuju.

Awalnya agak sepele sama jalurnya tapi ternyata nanjak banget broooh! Lumayan bikin ngos-ngosan dan ditambah teriknya matahari Flores, perjalanan ini tidak bisa dibilang mudah. Tapi setiap kali merasa capai dan putus asa untuk melanjutkan perjalanan ke atas, lihatlah pemandangan di sekitar, dan yakinkan diri bahwa di atas sana pasti pemandangannya akan berkali-kali lipat bagusnya.

Pak Mat mengambil kamera saya lalu berlari ke atas untuk motret kami yang sedang mendaki. He's good, right?
 

Setelah sekitar 45 menit mendaki, akhirnya sampai juga di atas. Pemandangannya magical! Garis-garis Pulau Komodo dan Pulau Gili Lawa Darat membentuk pemandangan yang luar biasa sekali. Merinding rasanya saat rombongan lain mengibarkan bendera merah putih sambil bernyanyi Indonesia Tanah Air Beta.

Indonesia tanah air beta,
Pusaka abadi nan jaya.
Indonesia sejak dulu kala,
Slalu dipuja-puja bangsa.

Dalam hati saya sedikit mensyukuri mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk berwisata ke Indonesia Timur. Sedikit egois memang, tapi melihat pemandangan yang begitu alami yang masih jauh dari usikan tangan-tangan jahil turis yang (seringnya) lupa untuk menjaga, membuat saya bersyukur. Biarlah terus seperti ini, agar menjadi pusaka bangsa yang abadi. Kamera saya tidak berhenti mengabadikan setiap sudut Gili Lawa. Setiap sudutnya sangat fotogenik. Ratusan foto saya ambil sembari tak henti mengucap kagum kepada Sang Pencipta. Saya percaya, Dia menaruh banyak 'surga' kecil di Indonesia, dan salah satunya bernama Gili Lawa. Sisihkanlah sebagian uang dan waktumu untuk pergi ke surga-surga itu. Maka kamu (mudah-mudahan) tidak akan menyesal.



Kami menggunakan jalur landai untuk turun. Sedikit terlambat untuk melihat matahari terbenam. Tapi tak mengapa, karena semuanya sudah dibayar lunas. These pictures sure will explain.



Foto keluarga :)

Prewed(?) by @barokahfoto

Pak Mat



Notes:
- Pakai sendal gunung atau sepatu untuk mendaki
- Bawa topi dan juga sunblock!
- Opsi untuk mengunjungi Gili Lawa selain dengan menyewa kapal, bisa ikut tour live on board dengan rute Lombok - Labuan Bajo atau sebaliknya. Durasinya 4 hari 3 malam.

19 comments

  1. Alhamdulillah berkat positive film effect-nya Ricoh :D

    ReplyDelete
  2. mba ada info kontak untuk tour live on board ga? lebih murah atau lebih mahal ya mba?

    ReplyDelete
  3. Albers,
    bisa cek ke website Kencana atau Perama tour (you can google the address)

    ReplyDelete
  4. Gili Lawa ini emang cakep banget ya, mba gak nyampe kesini hiks

    ReplyDelete
  5. Banget, Mba.
    Harus balik lagi berarti nanti2 :D

    ReplyDelete
  6. Uwiihh cakepp bener yaahh gili lawaa :)

    ReplyDelete
  7. Hai Mira salam kenal ya. Mau donk no tlp nya Pak Mat hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Tesya. Salam kenal juga. Ini nomer Pak Mat 0821-4570-4054 semoga membantu ya!

      Delete
  8. Keren banget tempatnya..... Harus sampai kesana nih

    ReplyDelete
  9. ngiler mbak liat foto2nya, fix harus kesana, nabung dulu, hihi
    btw pake kamera apa mbak?
    tone nya bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Bias. Saya pakai Ricoh GR. Yap, harus nabung untuk ke Gili Lawa!

      Delete
  10. gokil bener bener bagus pemandangannya
    mau nannya dong disana diving nya harus pake diving license apa bisa free dive ya?

    ReplyDelete
  11. Butuh biaya brpa kak ke gili lawa

    ReplyDelete
  12. Keren bangett! stunning pics and filter!

    ReplyDelete
  13. terimakasih bos tentang infonya dan semoga bermanfaat

    ReplyDelete