Hanoi, Surprisingly Lovable

Trip paling menyenangkan sepanjang tahun ini karena perginya bareng teman-teman terbaik sepanjang hidup. Cie lebay. Jadi ceritanya saya punya 5 teman wanita yang akrab sejak kelas 1 SMA, which is already 10 years ago (haha, ketauan umur). Bahkan beberapa di antara mereka ada yang udah saya kenal sejak SD. Waktu berjalan dan selesai SMA kami semua berpisah. Ada yang kuliah di Bandung, Jakarta, dan ada juga yang tetap melanjutkan kuliah di Medan. Ketika sudah bekerja, kami terpisah menjadi dua kubu. Kubu Medan (3 orang) dan kubu Jakarta (3 orang). Actually, we didn't keep in touch that much. Jarang chatting, jarang juga ketemuan padahal ada 2 orang yang tinggal di Jakarta (dan sekitarnya). Tapi setiap pulang ke Medan pasti selalu mereka lah yang pertama saya cari. Dan walaupun jarang sekali bertemu, tetap saja ketika bertemu mereka tetaplah mereka yang saya kenal sejak SMA. They accept me with all my absurdity. Kami semua se-frekuensi. Haha.

Long story short, suatu hari Dea ngajakin saya main ke Vietnam, yang dengan murahannya saya iyakan. Sok kaya, padahal dompetnya sepanjang tahun ini udah jebol parah. Pengennya sih ngajak yang lain tapi kalau bikin rencana kelamaan pasti deh ujung-ujungnya gak jadi. Akhirnya setelah tiket saya dan Dea terbeli, saya lempar deh ajakan ke grup. Dan simsalabim, akhirnya semua ikutan beli tiketnya! Tips ampuh untuk merencanakan piknik yang biasanya sering berakhir sebagai wacana saja. Happy banget rasanya saat kami ber-6 bertemu di Kuala Lumpur International Airport, karena ada yang berangkat dari Medan dan Jakarta, dan pesawat ke Hanoi adanya dari Kuala Lumpur.



Hanoi, pas Googling research jadi ngerih sendiri karena memang katanya kota satu ini terkenal dengan scam-nya. Pas laporan sama Ibu saya juga komentarnya "Ya, Allah. Ngapain? Emangnya Hanoi aman?". Itu semua bikin saya jadi takut dan super hati-hati di sana. Dikit-dikit jadi suudzon sama orang. Tapi ternyataaa, Hanoi was surprisingly lovely! Kotanya memang chaos, but somehow lovely on the other side. Penuh warna. Mungkin karena di awal banget udah nggak ekspektasi macem-macem juga sih sama liburan kali ini, jadinya every little thing can made us so happy.

So, here's a little overview of the trip.

WHAT TO VISIT?

Banyak yang nanya, ngapain sih jauh-jauh ke Hanoi? Emang mau liat apa?

Ha Long Bay





Ini pasti lah ya, pun ini jadi salah satu alasan saya kenapa milih Hanoi dan bukan Saigon (Ho Chi Minh). Karena Ha Long Bay letaknya lebih dekat ke Hanoi. Ha Long Bay ini termasuk ke UNESCO World Heritage. Banyak yang ngomong "Ngapain sih jauh-jauh ke Ha Long Bay? Indonesia juga punya Raja Ampat!". My response will be, "What's so wrong with that?". Setiap tempat pasti punya ciri khasnya masing-masing dan lagipula jauh jauh lebih murah pergi ke Ha Long Bay daripada ke Raja Ampat. True dat.

Hoa Lu - Tam Coc


Hoa Lu, pernah jadi tempat shooting Running Man.

Dua tempat ini ditemukan secara tidak sengaja saat browsing dan langsung saya nobatkan sebagai the best place that I've ever been in Vietnam. Di Hoa Lu ada peninggalan pusat pemerintahan Vietnam di zaman dulu. Ada istana tua yang dikelilingi oleh bukit-bukit karst (yang salah satunya kami panjat).

Di Tam Coc kami mengarungi sungai sepanjang 7 km dengan boat kayu dan disuguhi pemandangan bukit-bukit karst yang berlapis-lapis. Ditambah dengan tiga buah gua alami yang juga kita arungi. Such an awesome experience. Tempat ini juga disebut-sebut sebagai Ha Long Bay on the land. Now I know why.

Scenic landscape of karst hills at Tam Coc

Enjoying Old Quarter.


Kawasan Old Quarter dengan pengendara motornya yang punya jalur tak terduga.

Pedagang cenderamata di kawasan Old Quarter

Hoan Kiem Lake dengan pagoda di tengahnya

Taman di pinggiran danau




Old Quarter adalah sebuah kawasan kota lama yang terletak di pusat kota Hanoi. Mirip-mirip kota tua mungkin ya. Banyak hostel-hostel murah, tour provider ke Ha Long Bay dan berbagai destinasi di Vietnam, juga puluhan kios cenderamata. Agak semrawut tapi entah kenapa atmosfirnya sangat berwarna dan menyenangkan. Ada Danau Hoan Kiem yang sudah disulap jadi rapih dengan taman di sekelilingnya dan menjadi pusat aktifitas penduduk Hanoi. Di sini kita bisa mencoba jajanan jalanan khas Hanoi. Banyak juga museum-museum menarik di sekitar sini. Semua itu bisa dinikmati dengan berjalan kaki.

Semacam es buah berisi nangka, delima, agar-agar, dengan kuah yoghurt. So good.

Sapa Village


Yang ini terletak agak jauh dari Hanoi, sekitar 10 jam perjalanan menggunakan kereta api. Desa ini terletak di dataran tinggi yang berbatasan dengan China. Sayang karena waktu yang sangat sempit, saya nggak sempat ke sini. Yang artinya, suatu hari harus balik lagi!

WHAT TO EAT?

Pho Halal yang dijual di dekat Masjid.

Makanan khas Vietnam yang sangat terkenal adalah Pho (baca : fa), mie yang terbuat dari beras. Disajikan dengan potongan daging dan kuah kaldu. Banyak sekali penjual Pho di pinggir jalan. Tapi untuk yang muslim dan mencari Pho yang halal, agar aman pergilah ke Masjid Al Noor yang juga berada di kawasan Old Quarter. Di sana ada kantin yang menjual berbagai macam makanan halal, termasuk Pho ini. Oiya porsinya agak banyak jadi siapkan perutmu!

Makan siang super mewah dan super besar (dan akhirnya ga habis) saat tour ke Tam Coc

Selain Pho, makanan khas yang paling sering ditemui adalah Baguette, semacam roti Prancis yang berisi daging atau telur. Biasanya ditemukan di pagi hari. Mungkin karena Vietnam dulunya dijajah oleh Prancis ya, jadi tradisi memakan Baguette ini masih bertahan hingga sekarang. Sayangnya karena satu dan lain hal, Baguette ini belum sempat dicoba.

Totoro enjoyed Ice Milk Coffee at City View Cafe 

Dan jangan sampai melewatkan Vietnamese Ice Milk Coffee! Saya minum ini sampai 2 gelas perhari. Kopinya strong dan rasa susunya pas. Bukan yang manis-manis banget, tapi nggak terlalu pahit juga. This is absolutely what I'll miss the most!

WHAT TO SHOP?

Sebagian dari hasil kalap.

Buat pencinta barang-barang etnik, Hanoi adalah surgaaaaa. Banyak sekali barang-barang handmade lucu di sana yang bikin kalap. Jangan takut miskin, karena orang Indonesia akan merasa super kaya di sana. Mata uang Vietnam Dong memang rate-nya lebih rendah dari Rupiah. 1 Dong itu kira-kira 1/2 Rupiah, jadi setiap harga cukup dibagi dua saja. Misalkan ada sebuah tas seharga 80.000 VND itu berarti sama dengan 40.000 Rupiah. Saya sampai kalap deh. Selain Dong, US Dollar juga diterima luas di sana.

Penjual poster propaganda

Selain itu, di sana juga banyak dijual poster propaganda yang disainnya super keren. Karena Vietnam ini sejarahnya cukup kelam, poster propaganda ini banyak ditemui yang sepertinya merupakan ajakan positif untuk rakyat Vietnam untuk bangkit dari keterpurukan. Ada artinya dalam bahasa Inggris dan ternyata isi pesan-pesannya positif sekali. I'm so happy to finally bought one for my future house :D

WHERE TO STAY?

Our cheap hostel.

Di kawasan Old Quarter banyak sekali hostel murah untuk para backpacker. Harganya berkisar dari USD 3 - 5 per malamnya. Kemarin saya menginap di Hoan Kiem Downtown Hostel dengan harga sekitar USD 12 untuk 3 malam untuk kamar private berisi 6 orang. Kalau dihitung-hitung, permalamnya berarti hanya sekitar 40 ribu rupiah saja. Cheapo!

SO, HOW MUCH MONEY SHOULD I PREPARE?

Depends. Kemarin saya hanya habis sekitar USD 150 (belum termasuk tiket pesawat). Padahal kemarin belanjanya sudah super kalap. Untuk referensi, berikut kisaran biaya hidup di Hanoi:
  • Menginap per-malam : USD 3-5
  • Private Day Tour ke Hoa Lu - Tam Coc : USD 42
  • Day Tour ramean ke Ha Long Bay : USD 25 (We took the one from the Hotel. It could've been cheaper if we contact the tour operator directly).

My travel companion 

Well, that's all for now. I'll write more about my short trip to Hanoi later. See you!

8 comments

  1. maaf oot, mba mira masih punya cp untuk pulau sangiang? terimakasih sebelumnya windu (windu.prasetya24@gmail.com)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini CP pulau Sangiang yang dulu saya pakai. 087823558186 atas nama Mas
      Agus. Dulu saya urus masalah sewa kapal dan perizinan ke dia semua.

      Delete
  2. Vietnam bagus juga ternyata, udah underestimate duluan awalnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Sza aku juga underestimate dan ga expect apa2 sebelum ke sana. Ini malah pengen balik lagi karena masih banyak yang belum dieksplor kemarin. Hehe

      Delete
  3. Wusss, biaya menginap per malamnya tak tertahankan murahnya :|

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget, Nu! Tapi itu per-orang loh ya, bukan per-kamar. Tapi tetep murah juga sih :|

      Delete
  4. Raja ampat juga murah kan mir? :)))

    ReplyDelete