Hubud

Beberapa bulan belakangan ini sejak tidak punya kantor resmi dan sedikit lebih banyak bergaul dengan anak-anak start-up, saya jadi lebih familiar dengan yang namanya co-working space. Benda apaan tuh co-working space? Jadi, karena biaya untuk menyewa space untuk kantor itu sangat besar, banyak perusahaan-perusahaan yang belum mampu untuk punya kantor. Co-working space ini lah solusinya, mereka menyewakan space untuk 'ngantor'. Simple sih sebenernya, yang disewakan cuma tempat (biasanya cukup berupa meja-meja dan kursi aja), internet yang kenceng,  dan terkadang ada juga beberapa meeting room yang disewakan. Udah cukup banget tuh buat ngantor. Tempat ini biasanya disewakan tahunan, bulanan, dan bahkan bisa juga harian.

Keberadaan co-working space ini udah cukup banyak di kota-kota besar. Kalau di Bandung, yang cukup terkenal adalah co&co di daerah Dipati Ukur. Sewanya bisa harian dan saya pernah beberapa kali ngantor di sana. Tapi saya gak akan bahas co&co di postingan kali ini.

Nah, kemarin kebetulan saya dan teman-teman satu tim diajak meeting sekalian jalan-jalan ke Ubud oleh founder start-up tempat saya bekerja. Awalnya sih kita bermaksud untuk meeting di hotel saja. Eh ternyata tempatnya kurang kondusif karena tidak ada tempat meeting yang mumpuni dan masalah yang paling utama: internetnya lemot banget. Apalah artinya pekerjaan kami kami ini tanpa internet #tsahh. Karena dari awal udah denger soal co-working space di Ubud dan emang penasaran pengen nyoba, langsung deh kita tancap gas gowes sepeda ke sana.



Ngantor pemandangan sawah~




Meeting sama bos.


Pada heboh pas ada monyet 

Lagi ngemil padi, yang dicabut dari sawah sebelah. 

Beres meeting, leyeh-leyeh 

Mba-mba cakep lagi meditasi 

Kakak prohemer lagi ngoding twitter-an


Hubud (hub in Ubud) letaknya persis di seberang monkey forest. Bangunannya dari bambu dan gak ada AC sama sekali (cuma ada beberapa buah kipas di berbagai sudut ruangan). Sedikit berbeda dengan di co&co, di Hubud ini gak berlaku sistem member harian. Jadinya kami ambil paket per-tim yang dapet akses internet untuk 4 orang selama 50 jam. Rada mahal sih sebenernya, tapi kayaknya memang internet kenceng di Ubud itu lumayan langka deh. Jadi pada dasarnya, semua orang bisa ke Hubud secara gratis, tapi untuk ngakses internetnya yang kenceng itu, baru deh kita harus bayar. Untuk rate-nya bisa cek langsung di website-nya.

Saya suka sekali atmosfir di sana. Selain di dalam, ada juga spot di luar yang berhadapan langsung dengan sawah dan juga taman dengan dua pohon yang besar lengkap dengan hammock dan bean-bag. Mayoritas yang bekerja di sana sih orang luar, bahkan saat itu cuma kami yang terlihat lokal. Semuanya sibuk dengan laptopnya. Ada yang lagi menulis (mungkin buku atau blog), ada yang lagi nge-design lengkap dengan color-chart pantone yang bertebaran di mejanya, ada yang sibuk skype-an, dan ada juga yang facebook-an doang. Ada juga yang bersantai di hammock atau sedang bermeditasi. Kadang kalau lagi beruntung, kita bisa liat monyet-monyet dari monkey forest yang lagi bertandang. 

Benar-benar tempat yang menyenangkan untuk bekerja. Seandainya setiap hari bisa ngantor di Hubud.

3 comments

  1. Wah itu kerja apa liburan.. asik bener hehe.. Mira ini mba nya Dian (mba dewi). Lagi blogwalking inget Mira kan dari dulu suka ngeblog, jadilah mampir.. good blog, mba baca2 yaa... ��

    ReplyDelete
  2. Dear mira,
    Thanx utk info-nya, kl ada info d kota lain spt Jakarta or Yogya, d tulis juga doonk,
    Thanx again,
    Debby

    ReplyDelete