Drama itu Berjudul Deportasi

Singkat cerita, saya dan 3 orang teman (Riwe, Whe, dan Bongo) rencananya akan melakukan perjalanan 7 hari Laos - Vietnam. Semua berjalan lancar, dari mulai booking tiket pesawat, penginapan, susun itinerary, sampai pada akhirnya di H-2 keberangkatan drama dimulai saat saya hendak melakukan web check-in di situs Air Asia.

Setelah memasukkan nomer paspor dan masa berlaku, saya, Riwe, dan Bongo sukses mendapatkan boarding pass. Tapi ada sebuah notifikasi dengan background merah yang mengatakan kalau Whe tidak bisa melakukan web-checkin dan harus melapor ke check-in counter. Setelah ditelusuri, barulah kami sadar kalau paspornya Whe mempunyai masa berlaku yang kurang dari 6 bulan. Kami berangkat pertengahan Maret, sementara paspor Whe akan kadaluarsa di awal September. Masalahnya cukup sepele ya. Setelah Googling sih banyak success story di imigrasi Indonesia dan Malaysia, asalkan kita punya tiket pulang. Tapi bagaimana dengan Laos dan Vietnam? Wallahualam. 

Kami sudah mencoba berbagai alternatif, dari mulai mencoba mencari calo paspor canggih di imigrasi Soekarno-Hatta yang bisa memperpanjang paspor kurang dari 1x24 jam -- yang ternyata nggak ada, sampai menyusun berbagai skenario drama. Dari mulai mau jenguk istri yang lagi melahirkan di sana lah, sampai daftar seminar random di eventbrite just in case ditanyain mau ngapain di sana. Hahaha.

Akhirnya diputuskan, Whe akan gambling. Di tiap imigrasi yang akan dilaluinya. Because we'll never know until we tried. 

Checkpoint #1 : Imigrasi Indonesia
Waktu di check-in counter Air Asia, cuma diperingatkan aja kalau paspornya mau habis. Tapi saat nunjukin tiket pulang, aman. Di imigrasi Indonesia juga masih aman, paspor Whe sukses dicap dan kami jalan dengan happy ke waiting room. Sempet selfie-selfie dulu untuk selebrasi.

Mission #1, accomplished!

Checkpoint #2 : Imigrasi Kedatangan Malaysia
Aman. Ga ditanya apa pun. Kami rayakan dengan makan nasi lemak dan bobok di musholla.

Checkpoint #3: Imigrasi Keberangkatan Malaysia
Whe sempat ditanya-tanya dan disuruh menunjukkan tiket pulang. Petugas check-in Air Asia juga sampai berulangkali konsultasi ke supervisornya. Tapi akhirnya boarding-pass pun berhasil didapatkan, imigrasi membubuhkan cap di paspor tanpa banyak tanya, Whe diizinkan terbang. Wah, kita langsung seneng deh karena ngira ini udah aman. Mikirnya, Malaysia yang negara gede aja ngasih izin, masa Laos engga sih.

Menunggu boarding ke Laos di KLIA2

Checkpoint #4 : Imigrasi Kedatangan Laos
Masih euphoria hore-hore mendarat di Vientiane, kami masuk ke ruang tunggu dan suasana langsung berubah. Hawanya serem serem militer gitu mungkin karena efek seragam petugas imigrasinya yang lebih mirip kayak tentara. Coklat kehijauan dengan badge merah-kuning di bahu. Saya langsung nyuruh Whe untuk antri di depan saya, dan.... gak lama petugas imigrasi manggil bosnya dan Whe digiring ke ruangan pemeriksaan. Saya, Riwe dan Bongo lewat dengan santai dan nunggu di kursi dekat pengambilan bagasi.

Hanya selang beberapa menit, penumpang-penumpang mulai pergi dan bandara pun mulai sepi. Bahkan lampu di toko duty free juga sudah dimatikan. Petugas-petugas imigrasi mulai keluar untuk istirahat makan siang. Kami menunggu dengan risau menunggu kabar dari Whe. Tidak lama kemudian, seorang petugas Air Asia menghampiri kami,

"Are you waiting for your friend from Indonesia?"
"Yes, where is he?"
"He can't enter Laos because his passport will be expired in less than 6 months. He's back to Kuala Lumpur already"
"What?"

Kabar yang bikin shock. Karena kami nggak prepare untuk worst case dan ngerasa mulai aman saat Malaysia mengizinkan Whe untuk terbang ke Laos.

Harus banget majang benderanya sebelahan.

Gak lama setelah beli sim card dan Whe sudah sampai di Malaysia, kami baru bisa menghubungi Whe dan ternyata Air Asia didenda lumayan gede sama Laos karena mengizinkan penumpang dengan masa berlaku paspor kurang dari 6 bulan untuk terbang. Bentuk negara Laos adalah People Democratic's Republic, yang bikin shock saat pertama melihat kota Vientiane yang penuh dengan bendera Laos dan Komunis. Hawanya langsung bedaaaaa. Langsung inget Korut. Ditambah kotanya yang super berdebu. First Impression ke Laos jadi nggak banget lah pokoknya.

Tanpa Walesa :(

Tapi setelah 5 hari berkeliling Laos, ternyata Laos itu menyenangkan juga! Mungkin karena partner ke sana sama gak beresnya dengan saya, isi perjalanan jadi sampah semuanya :))
We'll take about this later,

...............Meanwhile Whe harus diam di Kuala Lumpur sampai kami pulang.

Oke pesan moralnya:
Periksa masa berlaku paspor anda sebelum terbang! Pastikan lebih dari 6 bulan.


**
Sepulang liburan, seorang teman bercerita bahwa pernah ada yang dipenjara di Vietnam saat mencoba masuk dengan paspor yang masa berlakunya kurang dari 6 bulan. Untung aja kemarin ke Laos dulu baru Vietnam -___-

2 comments

  1. Hahaha ya ampun geli tapi ngerasa ngeriii juga soalnya besok Mei mau ke Vietnam *brb cek paspor*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, mending cek lagii daripada gambling. Hehehe.

      Delete