Goa Kalisuci - Pesona Lain di Gunung Kidul

Kawasan Wonosari selalu berhasil memukau saya dengan berbagai macam pesonanya. Siapa yang sangka kalau kawasan tandus dan kering di dekat kota Yogyakarta ini menyimpan segudang keindahan alam khususnya yang berhubungan dengan air. Dari mulai pantai eksotisnya hingga ke gua. Mungkin Gua Pindul sudah menjadi sangat naik daun belakangan ini di berbagai media sebagai salah satu spot cave tubing yang menarik. Tapi saya tidak ingin membahas tentang Pindul di postingan kali ini.
 
Pemandangan di mulut goa, ya abaikan saja mas-mas random yang terfoto itu :P

Saya dan Nindy, memang berencana mengunjungi Yogyakarta dengan satu buah tujuan : Cave Tubing di Pindul yang dilandasi oleh rasa penasaran. Saya pun mendaulat sepupu saya yang berdomisili di Yogyakarta sebagai tour-guide merangkap supir yang pada akhirnya mengantarkan kami ke Gua Kalisuci karena menurut dia Pindul itu garing dan sudah terlalu ramai pengunjung. Bahkan katanya air di sana sudah berbau sabun. Setelah quick search di mesin pencari paling mutakhir bernama Google, akhirnya saya pun setuju untuk merubah haluan ke Gua Kalisuci.

Gua Kalisuci, letaknya masih di kawasan Wonosari, Gunung Kidul, tidak begitu jauh dari kawasan Gua Pindul. Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar satu - dua jam dari kota Yogyakarta. Sampai di sana, tanpa banyak menunggu karena pengunjungnya yang tidak terlalu ramai, kami pun langsung memakai perlengkapan untuk Cave Tubing yaitu dekker, helm, dan tak lupa life vest.



Goa Kalisuci mengingatkan saya pada Green Canyon di Pangandaran, Jawa Barat dengan warna air yang sama-sama berwarna hijau toska dan banyak bebatuan. Buat yang suka wisata berbau petualangan tentu akan sangat menikmati wisata cave tubing ini. Dengan menggunakan ban, kami diajak menyusuri aliran sungai dan melewati dua buah Gua. Aliran sungai tidak terlalu deras, namun ada beberapa jeram di beberapa bagian. Cukup seru, seperti rafting versi mini ditambah bonus pemandangan stalaktit gua yang masih aktif dan beberapa kelelawar yang sedang tidur siang.








Sekitar hampir 2 jam kami menikmati perjalanan menyusuri sungai hingga akhirnya sampai di perhentian terakhir. Air sungai yang jernih dan dingin sangat menyegarkan sekali sehingga rasa-rasanya tidak ingin naik dan terus berenang. Bagian terberat dari wisata ini justru terletak di bagian akhir. Yaitu ketika kami harus menaiki tebing curam dengan ketinggian lebih dari 70 meter dengan kemiringan kurang dari 50 derajat. Cukup menguras stamina.

Harus memanjat sampai ke atas sana. Ban saja sampai harus ditarik menggunakan tali.
Dengan biaya sebesar Rp. 65.000 ditambah mie rebus instan dan teh manis hangat di akhir perjalanan, wisata cave tubing ini rasa-rasanya cukup ramah di kantong dan menyenangkan. Ditambah lagi ternyata wisata seperti ini hanya ada di tiga negara, yaitu Meksiko, New Zealand, dan Indonesia kita yang tercinta. Sayang sekali jika tidak meluangkan sedikit waktu untuk mencobanya.

PS : Lebih baik membawa kamera pocket, waterproof lebih baik. Pengalaman mengajarkan bahwa membawa DSLR akan sangat merepotkan diri sendiri, dan hasil foto yang didapatkan juga tidak maksimal karena akan sangat sibuk menjaga kamera agar tidak tercebur. Sekian dan terimakasih :D

1 comment

  1. came across the right article! been looking for a trip package just like this.
    thanks for the review! anyway i love your blog and following from now on.
    regards.
    :)

    ReplyDelete