Banyak orang yang menggerutu kesal ketika bulan November dengan hujannya mulai datang menyapa. Banjir, sepatu basah, jemuran tak kering, hingga rambut basah lepek. Tapi buatku, ada satu hal yang harus selalu aku syukuri di hujan bulan November.

Bandung, November 2009

Hey, sudahkah kamu berterima kasih kepada hujan? Kadang ketika hujan turun aku suka bengong dan ngelamun. Trus ujung-ujungnya aku jadi mikir kalau aku harusnya berterima kasih sekali kepada hujan. Karena hujan seringkali memberhentikan sejenak pusaran waktu di antara kita. Sehingga kita bisa saling mengenal lebih. Hujan juga membuatku senang karena menikmati ekspresi panikmu melihat celana jeansku yang kotor terkena genangan air dan melihat fluku makin merajalela itu priceless sekali.

Dipotret oleh seorang teman menggunakan kamera analognya.

Tapi ya, bulan November tahun ini hujan jarang sekali datang. Apalagi di tempatku tinggal sekarang yang mataharinya sepertinya berjumlah sembilan. Hingga lama kelamaan semua kisah tentangmu dan tentang kita terasa semakin mengering, lalu layu. 

"ayo kabur ke awan,"
"tapi bentar lagi hujan kayaknya. jangan lupa bawa jas hujan sama payung ya. kalau kena hujan nanti kamu berubah jadi kodok,"

Zenit 21XS + Illford B&W ASA 3200

Hey, you know what? Maybe I should write a book about you, someday.

-- hasil dari beres-beres file komputer siang ini :)

2 comments