I Like Math, But I Dislike This.

"Gimana di sana? Ada yang aneh-aneh gak?"

Pertanyaan paling umum yang akan kamu dapatkan ketika kembali dari perjalanan umroh . Biasanya saya hanya menjawab "hmm. biasa aja hehe". Saya sendiri merasa agak aneh kalau membicarakan masalah agama. Biasanya lihat dulu siapa lawan bicaranya. Kalau kira-kira dekat dan orangnya terbuka dengan pendapat, baru deh saya cerita. Tapi fenomena yang satu ini, rasanya memang harus saya bagi di blog ini. Some might say, who do you think you are? So dare to talk about religion and stuff. But this is my thought afterall. Don't know whether it's wrong or right. But I just want to share.

".. Jika kita sholat di Masjid Nabawi, maka 1000 kali kita sholat di tempat lain, baru pahalanya sama. Beda lagi dengan Masjidil Haram, pahalanya bisa sampai 100.000 kali. Sholat Jenazah pahalanya sebesar Gunung Uhud. Jadi, jika ibu-ibu sholat jenazah di Masjid Nabawi, pahalanya 1000 Gunung Uhud. Subhanallah..."


Seorang mahasiswi Indonesia yang sedang menuntut ilmu agama di Mekkah yang hari itu menjadi guide rombongan saya saat ziarah ke makam Rasul menjelaskan dengan semangat sementara ibu-ibu mendengarkan dengan seksama. Saya saat itu lebih memilih mengedarkan pandangan menikmati suasana Masjid Nabawi. Terlepas dari dikotomi benar salahnya pernyataan tersebut, tetap saja ada yang janggal, ketika agama sudah menjadi perkalian matematis. Saya juga jadi mikir, kalau begitu caranya gampang dong. Para koruptor kan duitnya banyak tuh, bisa dong bolak-balik ke tanah suci buat sholat di dua tempat itu. Sebanyak-banyaknya hingga pahalanya yang berkali-kali lipat itu menghapuskan dosa-dosanya? Maka hasilkanlah uang yang banyak, maka kamu akan selamat dunia akhirat.

Beberapa saat kemudian Mama saya berkata kira-kira begini.
"Kalau ada yang ngomong kayak gitu, aku sih lebih milih diam aja. Orang ya beda-beda kepercayaannya. Cuma aneh aja kok agama jadi hitungan matematika gitu yah."
"Orang-orang banyak yang bolak balik ke sini karena iming-iming itu. Kalau aku suka ke sini ya karena suka aja. That's it"

Mom, If you read this post (which I'm absolutely sure you will - hahaha). I want to say that you're so awesome. I thought that you are same with other ibu-ibu yang peduli sama hal-hal begituan.

Masjid Nabawi sangat ramai saat itu. Ribuan orang rela antri berlama-lama untuk sekedar berziarah ke makam rasul, sholat dan berdoa di Rawdatul Jannah - taman surga, yang konon menurut penjelasan sang guide bisa mengabulkan doamu - apa saja, insya Allah, katanya.


Di antara ribuan orang-orang yang berdesak-desakan di Rawdatul Jannah saat itu, yang terkadang rela sikut-sikutan dan adu kecepatan demi mendapat sedikit space untuk sholat, ada saya, yang memandangi kubah hijau tempat Rasul dimakamkan dengan perasaan haru yang tak terjelaskan.

2 comments

  1. Waaah aku jadi rindu tanah suci....kepingin ke sana lagi. pasti sekarang makin awesome ya mir?

    Aku setuju mir. Apalah manusia ini bikin itung-itungan soal pahala shalat. ibadah kita kan Allah yang menilainya. Walau aku juga gak pasti ada ayat yang memang bilang kalau pahala shalat di mesjid Nabawi itu berapa kali lipat lebih besar.

    ReplyDelete
  2. masjidil haramnya lagi direnov ndook, jadi agak sempit. iya, that's the point. walaupun aku jg ga tau pasti hukum dan dalil2nya, tetep aja aneh. hehehe

    ReplyDelete