Ini semua dimulai dari ajakan Kincu, anak gunung sejati yang jadi junior saya di kantor. Merasa iri oleh display picture Whatsapp-nya Kincu di puncak Gunung Gede dengan latar Puncak Pangrango, saya pun langsung mengiyakan ajakannya saat itu. Padahal peralatan juga gak lengkap. Namun pada hari H, secara ajaib semuanya terkumpul lengkap. Saya dan 9 orang lainnya pun siap mendaki.
Dear kaki, kamu kok hebat sih. |
Puncak Gede dari Surya Kencana. Pretty near, huh? |
Alun-alun Surya Kencana di pagi hari |
Jam 8 pagi keesokan harinya, kami semua beres-beres dan bersiap untuk summit attack. Ini agak fail, soalnya yang namanya summit attack kan biasanya pagi buta biar bisa liat sunrise diatas puncak. Tapi nyatanya kami semua baru terbangun jam 5 pagi gara-gara bapak-bapak penjual nasi uduk yang sibuk wara wiri di dekat tenda *failed. Tapi gapapalah, yang penting tenaga terisi penuh kembali demi perjalanan turun ke Cibodas. Maklum newbie :D
Masak apapun di gunung pasti enak. Mie, sosis, makanan wajib. Masih ada sarden, sandwich, tempe saus tiram, juga pancake dan pudding (yang gegayaan dibawa tapi batal dimasak gara-gara kecapean) |
Full team sebelum summit attack |
Cuma memakan waktu sejam dari Surya Kencana ke Puncak Gunung Gede (2950 mdpl). Agak gak percaya dan takjub pas menjejakkan kaki di atas. Oh jadi gini yang namanya puncak gunung. Sayang sekali saat itu sedang berkabut lumayan tebal, jadinya puncak Pangrango tidak terlihat. Batal total mau bales dendam bikin foto kayak Kincu. Di atas ternyata sudah ramai oleh para pendaki dan pedagang tentu saja. Karena hari itu bertepatan sama hari Kartini (dan ulang taun Mas Coki), jadi banyak yang niat bawa kebaya buat foto di atas. Niat pisan, kita sih cuma modal pinjem spanduk orang buat foto di atas :P
Modal pinjem :P |
Tiga cewe kece. Rina padahal lagi keseleo loh. |
Jam 6 sore akhirnya saya sampai di pos terakhir dengan selamat. Sempat ngerasa putus asa pada jam setengah 6 karena hari sudah gelap dan hujan tak kunjung berhenti sedari siang. Tapi teman saya menyemangati "setengah jam lagi mir, itung-itung lari pagi di pavilion". Dan sayapun sampai dengan selamat. Mendaki Gunung? Checked. Dan sekarang saya merasa tidak menyesal sedikitpun, malah berterimakasih kepada Kincu, sang ketua genk, yang telah mengajak saya mendaki gunung. What a journey! Walaupun ketika saya nulis ini, kaki saya pincang dan susah naik turun tangga. Haha.
Pesan sponsor:
- Pliss, yang suka naik gunung, kalau habis pipis mbok ya tissuenya diambil, dimasukin di kantong sampah di tas. Jangan buang ditempat pipisnya.
- Pliss, yang suka naik gunung, sampahnya dibawa turun, kasian gunungnya.
- Pliss, yang suka naik gunung, jangan buang hajat di deket mata air. Merugikan orang banyak. Sungguh.
Pesan klasik:
Don't take anything but picture, Don't leave anything but footprints, Don't kill anything but time.
Alun-alun Surya Kencana dari atas |
Tabik! *ala-ala blogger pencinta alam :D
All photos taken by Tommy. Kamera saya tidak sekalipun dikeluarkan dari tas. Too lazy, and too tired (ngeles padahal pengennya dipotoin)
seru banget kayanya miirr! aku aja yang cuma "hiking" ke Ciwangun udah capek gimana beneran naik gunung ya, Gunung Gede pulaa hahaha. next time ikut dong miirr kalo ada lagi *soksokan padahal balik ke Indonesia jg blm :p
ReplyDeletesiapp zuu. ayo naik gunung beneran lagi. next time aku ke UK jg ajakin jalan2 yaa *soksokan padahal entah kapan bisa ke sana :p
ReplyDeletemireeeee... menyenangkan sekaleeee..
ReplyDeletemangstaapp mira.. go go gooo..
*ikut bersemangattt..!
kmaren sempet pen menyatakan "aku bukan anak gunung, satu tahun satu gunung aja", baca postingan ini keknya kita kece juga yak :D next summit keknya bakal mudahan deh #songong :D mari kita ngegym lah mir :D
ReplyDeletenaik gunung tuh meningkatkan percaya diri ya mbak hehehe
ReplyDeleteUdah pernah trekking ke Semeru and Ranu KUmbolo non
ReplyDelete