My First Summit : Mt. Gede

Baru juga beberapa jam perjalanan menuju Alun-alun Surya Kencana, tempat kami akan mendirikan tenda dan bermalam, tetapi rasanya saya sudah merasa sangat lelah dan menyesal telah mengiyakan ajakan untuk menghabiskan akhir pekan dengan mendaki Gunung Gede. What was I even thinking? Latihan fisik saja baru rutin saya laksanakan 2 minggu terakhir. Itu juga cuma lari pagi seputaran komplek sebelum berangkat bekerja, minus hari-hari di mana saya bangun kesiangan tentunya, ditambah badminton, renang dan yoga sekali seminggu. Dengan tingkat stamina seperti itu, mendaki sebuah gunung tentu adalah pekerjaan yang berat. Gunung Gede adalah gunung pertama yang saya daki. Gunung Puntang yang saya daki semasa kuliah dulu gak bisa dihitung kayanya, soalnya cuma sampai Curug Siliwangi saja, gak sampai ke puncak. Padahal itu juga lelahnya gak ada dua. Hahaha.

Ini semua dimulai dari ajakan Kincu, anak gunung sejati yang jadi junior saya di kantor. Merasa iri oleh display picture Whatsapp-nya Kincu di puncak Gunung Gede dengan latar Puncak Pangrango, saya pun langsung mengiyakan ajakannya saat itu. Padahal peralatan juga gak lengkap. Namun pada hari H, secara ajaib semuanya terkumpul lengkap. Saya dan 9 orang lainnya pun siap mendaki.

Dear kaki, kamu kok hebat sih.
Ternyataa.. Cape banget sodara-sodara. Belum apa-apa jalurnya sudah menanjak curam. Dari awal nanya-nanya ke Wira sih emang doi bilang kalau jalur naik via Gunung Putri itu lebih parah nanjaknya. Jalan 10 menit, kita istirahat 5 menit. Hahahaha. Selama perjalanan, kabut tebal terlihat menutupi hutan. Saya cuma bisa berdoa dalam hati semoga ga turun hujan. Yang Alhamdulillah ternyata emang engga, cuma gerimis-gerimis lucu aja. Pendakian kemarin cukup ramai. Dan saya cukup terkaget-kaget melihat ada yang jualan gorengan, nasi uduk, kopi, dan semacamnya di pos pemberhentian. Agak miris juga lihat sampah dimana-mana. Heran yaa ngakunya cinta alam, naik gunung sana sini, tapi ngebawa bungkus permen di dalam tas kok susah banget.

Puncak Gede dari Surya Kencana. Pretty near, huh?
 Naik dari jam 7 pagi, jam 3 sore kami baru sampai di Alun-alun Surya Kencana (2750 mdpl). Semuanya terbayar dengan padang savana hijau yang luaaas sekali, bunga Edelweis di sana sini, dan sebuah sungai dari mata air kecil yang mengalir menjadi sumber air bagi kami, para pendaki. Udaranya super dingin. Rasanya pengen cepet-cepet masuk tenda dan bergelung di sleeping bag.

Alun-alun Surya Kencana di pagi hari

Jam 8 pagi keesokan harinya, kami semua beres-beres dan bersiap untuk summit attack. Ini agak fail, soalnya yang namanya summit attack kan biasanya pagi buta biar bisa liat sunrise diatas puncak. Tapi nyatanya kami semua baru terbangun jam 5 pagi gara-gara bapak-bapak penjual nasi uduk yang sibuk wara wiri di dekat tenda *failed. Tapi gapapalah, yang penting tenaga terisi penuh kembali demi perjalanan turun ke Cibodas. Maklum newbie :D

Masak apapun di gunung pasti enak. Mie, sosis, makanan wajib. Masih ada sarden, sandwich, tempe saus tiram, juga pancake dan pudding (yang gegayaan dibawa tapi batal dimasak gara-gara kecapean)

Full team sebelum summit attack

Cuma memakan waktu sejam dari Surya Kencana ke Puncak Gunung Gede (2950 mdpl). Agak gak percaya dan takjub pas menjejakkan kaki di atas. Oh jadi gini yang namanya puncak gunung. Sayang sekali saat itu sedang berkabut lumayan tebal, jadinya puncak Pangrango tidak terlihat. Batal total mau bales dendam bikin foto kayak Kincu. Di atas ternyata sudah ramai oleh para pendaki dan pedagang tentu saja. Karena hari itu bertepatan sama hari Kartini (dan ulang taun Mas Coki), jadi banyak yang niat bawa kebaya buat foto di atas. Niat pisan, kita sih cuma modal pinjem spanduk orang buat foto di atas :P

Modal pinjem :P
Tiga cewe kece. Rina padahal lagi keseleo loh.
Jam 12 kita beranjak pulang. Agak seram mendengar cerita tanjakan setan yang katanya harus dilewati (tapi kata Wira lebih serem pas turun dari bukit di Wayag), namun ternyata ada jalur alternatif yang lebih aman. Karena tanjakan setan yang ngantri rame (turunnya satu-satu pake tali), jadi kami lebih memilih jalan memutar yang ternyata dekat. Batal deh lewat tanjakan fenomenal. Selain tanjakan setan, jalur yang agak hardcore yang harus dilewati adalah air terjun panas yang kirinya adalah jurang tinggi. Lumayan gemetar, tapi Alhamdulillah amaan.

Jam 6 sore akhirnya saya sampai di pos terakhir dengan selamat. Sempat ngerasa putus asa pada jam setengah 6 karena hari sudah gelap dan hujan tak kunjung berhenti sedari siang. Tapi teman saya menyemangati "setengah jam lagi mir, itung-itung lari pagi di pavilion". Dan sayapun sampai dengan selamat. Mendaki Gunung? Checked. Dan sekarang saya merasa tidak menyesal sedikitpun, malah berterimakasih kepada Kincu, sang ketua genk, yang telah mengajak saya mendaki gunung. What a journey! Walaupun ketika saya nulis ini, kaki saya pincang dan susah naik turun tangga. Haha.

Pesan sponsor:
- Pliss, yang suka naik gunung, kalau habis pipis mbok ya tissuenya diambil, dimasukin di kantong sampah di tas. Jangan buang ditempat pipisnya.
- Pliss, yang suka naik gunung, sampahnya dibawa turun, kasian gunungnya.
- Pliss, yang suka naik gunung, jangan buang hajat di deket mata air. Merugikan orang banyak. Sungguh.

Pesan klasik:
Don't take anything but picture, Don't leave anything but footprints, Don't kill anything but time.

Alun-alun Surya Kencana dari atas

Tabik! *ala-ala blogger pencinta alam :D

All photos taken by Tommy. Kamera saya tidak sekalipun dikeluarkan dari tas. Too lazy, and too tired (ngeles padahal pengennya dipotoin)

6 comments

  1. seru banget kayanya miirr! aku aja yang cuma "hiking" ke Ciwangun udah capek gimana beneran naik gunung ya, Gunung Gede pulaa hahaha. next time ikut dong miirr kalo ada lagi *soksokan padahal balik ke Indonesia jg blm :p

    ReplyDelete
  2. siapp zuu. ayo naik gunung beneran lagi. next time aku ke UK jg ajakin jalan2 yaa *soksokan padahal entah kapan bisa ke sana :p

    ReplyDelete
  3. mireeeee... menyenangkan sekaleeee..

    mangstaapp mira.. go go gooo..
    *ikut bersemangattt..!

    ReplyDelete
  4. kmaren sempet pen menyatakan "aku bukan anak gunung, satu tahun satu gunung aja", baca postingan ini keknya kita kece juga yak :D next summit keknya bakal mudahan deh #songong :D mari kita ngegym lah mir :D

    ReplyDelete
  5. naik gunung tuh meningkatkan percaya diri ya mbak hehehe

    ReplyDelete
  6. Udah pernah trekking ke Semeru and Ranu KUmbolo non

    ReplyDelete