[Japan] Planning, Getting Started, and Little Tips (Part 2)

Setelah kemarin bahas tentang overview umum merencanakan perjalanan ke Jepang, now let's focus on the details. Yaitu menyusun jadwal perjalanan alias itinerary, dan yang paling penting adalah budgeting.

Cara memulai itinerary?
Pasti bakal bingung banget pada awalnya harus memulai dari mana. Biar gampang, mulailah dengan mendaftar segala hal yang ingin dilakukan/dilihat/dirasakan/dimakan di tempat tujuan, haha. Intinya hal-hal yang masuk ke list "Kalau saya nanti ke ..., saya harus..."

Sebagai contoh, dulu list saya kira-kira begini:
- Main ke museum Ghibli
- Lihat sakura
- Foto dengan latar belakang gunung fuji
- Naik ke Tokyo Tower
- Nyobain nyebrang di Shibuya (hahaha)
- Foto di patung Hachiko
- dsb

Berangkat dari list tersebut, tinggal susun deh itinerary-nya. Jangan lupa sesuaikan dengan budget. Usahakan buat itinerary se-efektif mungkin untuk menghemat waktu. Misalnya kayak Shibuya, Shinjuku, dan Harajuku itu bisa digabung di waktu yang berdekatan karena lokasinya deketan. Cara taunya dari mana? Coba dibuka-buka lagi Google Mapsnya. Rada ribet sih emang, tapi entah kenapa saya menikmati banget browsing dan riset untuk bikin itinerary ini. Buat saya, salah satu bagian paling menarik dalam perjalanan adalah planningnya.

Setelah riset, mulai susun itinerary dalam bentuk timeline waktu. Kalau perginya ramean, ada apps kece untuk planning trip. Namanya TripIt, tersedia untuk Android dan juga IOS. Itinerary kita akan tersimpan dalam bentuk timeline dan bisa di-share dan diedit beramai-ramai. Otomatis meng-import segala macam booking-an pesawat terbang dan juga penginapan dari email kita. Dan ada reminder flight biar ga ketinggalan pesawat. Kece lah pokoknya #BrandAmbassadorTripIt

Tampilan TripIt


Dari itinerary yang sudah saya susun, ada satu-dua yang melenceng sih dikarenakan cuaca yang nggak nyangka bakal sedingin itu di musim semi (apalagi pas hujan) sehingga kami lebih nyaman dan betah main di mall yang hangat (please blame the 100 yen shop!)- hahaha. Dan beberapa yang tidak terpenuhi gara-gara nyasar pas belum nyewa WiFi. Actual itinerary kami kemarin sebagai berikut:

Click to enlarge
Yang gak kesampean : Imperial Palace, Ueno & Yoyogi Park (yang tergantikan impas dengan Shinjuku Gyoen National Garden), Ginza. Ini tandanya kudu balik lagi suatu hari!

Note :
Boleh sih nyusun itinerary yang padat, tapi kenali stamina tubuhmu! It happened to me yang memforsir banget jalan kaki ke sana kemari dan di hari-hari terakhir kaki rasanya sakit sekali seperti habis dilindas truk.

Budgeting.
Di sini nih yang rada deg-degan dan tricky. Tantangannya buat saya : gimana cara menikmati semuanya dengan biaya seminim mungkin?

Cara menyusun perkiraan biaya adalah, coba break-down itinerary kita menjadi lebih detail dan list semua biaya yang harus dikeluarkan dari list tersebut. Website www.japan-guide.com sangat berguna sekali di sini untuk tau biaya masuk objek-objek wisata. List juga semua ongkos kereta yang diperlukan per-harinya, bisa dicek di Hyperdia. Walaupun realitanya nanti yang digunakan adalah kartu sakti bernama PASMO dan bikin cenderung cuek sama ongkos kereta, hal ini akan berguna banget buat tau berapa biaya akhir total yang harus dikeluarkan.

Break-down sampai kira-kira sedetail ini:

Budget plan
Note:
- Ingin berhemat? Banyak banget tourist attraction yang gratis seperti taman, kuil, atau museum. Manfaatkan.
- Ingin lebih berhemat? Budget untuk makanan sebenarnya bisa dipush banget. Beli onigiri di Lawson seharga 100 yen dan makan dengan lauk abon atau kering tempe bekal dari Indonesia. Makan dua biji juga udah kenyang kok :D
- Manfaatkan one day pass kalau ternyata setelah dihitung2 jatuhnya jauh lebih murah. Misalnya ketika mau muter-muter di Odaiba, mendingan beli one day pass seharga 820 yen yang bisa dipakai sepuasnya.
- Yang ingin berpindah kota menggunakan Shinkansen, beli JR Pass untuk menghemat. Jatuhnya bakal super untung banget.

Dan berikut kira-kira budget yang kemarin saya keluarkan. Tentunyaa minus jajan dan belanjaan oleh-oleh.

Japan's real budget
Intinya, In Shaa Allah ngga mahal kalau mau menabung. Anggap aja ini investasi untuk kesehatan rohanimu. Jalan-jalan ke tempat dengan suasana baru terbukti jitu banget untuk membuka pikiran. At least it worked for me.

Cukup sekian pendahuluan tentang Jepang, semoga bermanfaat :)

PS: Kurs 1 Yen saat itu adalah sekitar 112 Rupiah

3 comments

  1. ditunggu mbak cerita selanjutnya day by day yaa... hehehe. Keren bangettt, pengen ke Jepang banget sebenarnya, cuma belum ada partner yang mau.

    ReplyDelete
  2. miraaaaaaaaa.....ada naik ferris wheel di Odaiba gak? aduuh aku sampek mimpi2 lho gara-gara waktu itu gak bisa naik...:(

    ReplyDelete
  3. @Albers : siap!
    @Ndook : Alhamdulillah ada Ndook, hehe. Sama Martin kemarin naiknya :D

    ReplyDelete