Kaijin Ramen : Halal Ramen in Tokyo

Karena kami turis kere, jatah makan enak di setiap harinya dijatah hanya untuk makan malam saja. Makan pagi bikin sarapan sendiri di hostel, makan siang cukup onigiri atau bento Lawson atau 7/11, nah untuk makan malam emang diniatin makan enak masuk restoran. Cuaca di Jepang kemarin hitungannya dingin banget kalau buat orang tropis macam kami yang terbiasa dengan suhu di atas angka 25 derajat. Kemarin suhu menetap di angka belasan dan bahkan sempat turun ke angka 7 derajat. Udaranya kayak subuh di puncak Gunung Gede. Nah, dingin-dingin di Jepang enaknya makan yang anget-anget berkuah kayak ramen. Tapi harus ekstra hati-hati dalam memilih ramen ya, karena walaupun nggak ada daging babi yang terlihat, sebagian besar kuah ramen itu terbuat dari rendaman iga babi. Pantesan katanya enak.

Karena udah kabita pengen makan ramen di negara asalnya, kami pun mengandalkan mesin pencari dengan keyword "ramen halal jepang". Ternyata ada! Meskipun halal-engganya masih merupakan perdebatan, daripada penasaran kami pun segera menyambangi restorannya. Kaijin Ramen it is. Letaknya dekat sekali dari South-East exit-nya stasiun Shinjuku. Jangan salah pintu keluar, nanti nyasar dan harus muter jauh *trauma. Untuk nyari restorannya rada susah karena tidak ada papan tulisan huruf latinnya. Kemarin kami mengandalkan mbak-mbak cantik yang lagi nongkrong di sekitar situ untuk menunjukkan restorannya (yang ternyata ada persis di depan kami hahaha). Kalau dari stasiun Shinjuku, letaknya sebelum Taito Game Station di kanan jalan dan berada di lantai dua. Sayang lupa motret depannya karena udah kelaperan.

Lihat papan nama di balik pohon kecil? Di situ letaknya

Restorannya super mini. Paling hanya ada sekitar 4 meja. Begitu duduk langsung dikasih menu yang berbahasa Inggris. Saya terharu jadi gak perlu repot-repot berbahasa tarzan buat nanya-nanya. Nah, setelah baca-baca menunya jadi makin yakin nih kalau In Shaa Allah ramennya 'aman' soalnya ada penjelasan kalau kuah ramennya terbuat dari fish-soup alias kaldu ikan. Pantesan logo dari tokonya bergambar ikan. Isi dari ramennya juga seafood. Ciri khas dari ramen di sini (atau mungkin di tempat lain juga ya) adalah ramennya disajikan dengan rice-ball yang nanti dimakannya pas ramennya udah habis. Jadi ntar rice-ball-nya dicemplungin ke mangkuk yang kuahnya udah sedikit. Cuma kemarin karena takut kekenyangan, kami pesan yang tanpa rice-ball. Ada 3 level kepedasan yaitu mild, medium, dan hot. Saya pesan yang hot tapi tetep aja ngga pedes *orangpadang

Salah satu sudut restoran
Menu in English

 Oiya ada cerita lucu, jadi pas udah selesai menyebutkan pesanan, si pelayannya nanya "mau upsize ngga mie-nya? gratis lho" - terjemahan bebas.
Dilihat-lihat lagi di menu ternyata ada tulisan upsize dari 140gr ke 210gr itu free of charge. Gak mau rugi, kami semua pun memilih upsize. Dan pas ramennya dateng...

Masya Allah ini mah porsi buat ber-3 kalo ukuran perut saya -____-

Karena semua tampang pada shock liat mangkok segede gaban gitu, maka inilah tantangan kami selanjutnya. Tantangan ini bermula dari susahnya kami mencari tempat sampah di Jepang. Mungkin banyak yaa tapi kami aja yang ngga ngeliat. Tapi beneran rasanya susah banget nemunya kalau di pinggir jalan. Paling banter harus ke convenience store itupun tempat sampahnya mungil-mungil. Hal ini jadi masalah buat kami yang kebiasa beli makanan di Lawson dan dimakan di taman. Sampah bekas makanannya itu lumayan juga. Untuk menyiasati keribetan membawa-bawa sampah kemana-mana, setiap hari kami mengadakan games atau tantangan. Dan yang kalah kebagian jatah buat jadi PIC sampah yang tugasnya mulia sekali : bawain sampah kami semua serombongan sampai ketemu tempat sampah. Haha.

Yang kuahnya paling merah, paling pedes

Yang ramennya ngga habis (sampai ke kuah-kuahnya) akan menjadi PIC sampah besoknya. Terpaksa dengan susah payah saya ngabisin ramen sebanyak itu sampe blenger. Ketika harus menghabiskan kuahnya juga siksaan karena banyak sekali bubuk cabe yang mengendap di bawah. Nggak pedes sih, tapi menggelitik tenggorokan. Hasil akhirnya semuanya habis dengan mangkuk licin dan ngga ada yang kalah. Alhasil perut kembung kayak orang hamil -_-

Rasanya? enak! Kuahnya ikan banget tapi ngga amis. Dan baso ikannya juga enak. Saya nggak bisa mendeskripsikan makanan kayak Pak Bondan tapi intinya enak lah. Tips : mendingan jangan upsize kalau ngga laper-laper banget.

Pas kemarin sampai kebetulan sekali ada meja yang kosong sehingga kami bisa langsung masuk. Tapi setelah kami masuk, lama-lama ternyata antriannya jadi mulai ramai. Sehabis makan harus langsung beranjak karena ngga enak ditungguin sama yang lagi ngantri.

Untuk yang Muslim dan pengen nyobain ramen, Kaijin ramen solusinya :D

3 comments

  1. waaa, ramen kaijin been here! delicious ramen XD pasti mampir lagi kesini kalau ada kesempatan main ke jepang lagi ;D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih ngangenin ramennya. Belum nemu yang serupa di Indonesia :(

      Delete
  2. Gila.. rasanya... saya sampai antriann panjang kebawah

    ReplyDelete