Tips Menjadi Full Time Employee, Part Time Traveler

"Mira kan kerja? Pasti cuti dan duitnya banyak banget nih makanya bisa jalan-jalan melulu."

Saya cuma bisa ketawa aja tiap ada yang bilang gitu ke saya, yang mana frekuensinya bukan cuma sekali dua kali. Biasanya ditambah lagi dengan "Kamu nabung nggak sih, Mir? Kok kayaknya hura-hura jalan terus". Ini makin ketawa lagi dan rasanya pengen banget nunjukin buku tabungan ke orang-orang yang nanya ini. Hahaha.

Soal cuti, sama seperti karyawan kebanyakan, cuti saya hanya 12 hari selama setahun. Dan perihnya lagi harus dipotong dengan cuti bersama. Pada akhirnya biasanya cuma nyisa sekitar 7 sampai 8 hari per-tahun. Sedih kan? Kalo soal duit banyak, gaji saya ya masih di kisaran standar kroco Ibukota. Dan dengan gaji yang Alhamdulillah ngepas untuk kebutuhan sehari-hari dan jalan-jalan, saya masih bisa nabung juga lhooo. Gimana tuh caranya? Oke, karena lumayan banyak yang nanya gimana caranya bisa tetap rajin jalan-jalan sembari bekerja, maka saya ingin mencoba berbagi rahasianya di sini (edan sok asik abis).

Nyegat JR Yamanote. (iya, fotonya ngga banget emang. HAHAHA) 

1. Rencanakan liburan di awal tahun.

Ini penting untuk yang jatah cutinya ngepas seperti saya. Biasanya setiap bulan September (bulan di mana cuti saya di-reset lagi jadi full), saya udah punya rencana pengen ke mana aja setahun ke depan. Mimpi dulu boleh banget, duitnya nanti urusan belakangan. Haha. Cek kalender hari libur nasional untuk tau mana hari-hari yang oke buat cuti, misalnya long-weekend dan hari libur kejepit. Jadinya dengan jatah cuti yang minimal, kita bisa dapat jumlah hari libur yang maksimal. Misalnya saat ke Flores kemarin, dengan hanya cuti 1 hari saya bisa dapat liburan 6 hari dari Selasa-Minggu.

Jadinya, di bulan September ini juga saya udah punya ancer-ancer pengen liburan di bulan apa dan selama berapa hari. Masalah tujuan mau ke mana sih biasanya impulsif. Jadi misal suatu hari ada teman yang ngajakin "Eh Mir, ke Vietnam yuk!", saya pun bisa dengan sigap menjawab "Ayo, tanggal sekian ya! Cuti 2 hari", mengacu ke plan yang udah saya buat sebelumnya.

2. Pergi di saat weekend.

Hiking di Papandayan saat weekend.

Untuk tujuan yang tergolong dekat, Sabtu-Minggu bisa banget dipergunakan dengan maksimal. Misalnya untuk naik gunung yang track-nya pendek, ke pantai atau pulau yang dekat, atau jalan-jalan ke kota sebelah. Pergi sepulang kantor di hari Jumat, lalu kembali lagi di hari Minggu. Memang sih, hari Seninnya biasanya jadi super tepar di kantor. Tapi biasanya segala cape dan lelah terbayar lunas dengan perjalanan seru di weekend-nya.

3. Beli tiket promo di jauh-jauh hari.

Tips jadi promo-hunter: list destinasi impian dan juga tanggal di mana kamu bisa berangkat. Jadi ketika ada promo tiket murah, tujuan dan tanggal yang kita cari udah pasti dan kita pun sudah siap berperang berburu tiket. Resiko tiket murah adalah jadwal penerbangan yang masih lama sekali, bahkan kadang-kadang bisa untuk setahun berikutnya. Jadinya kita harus bersiap-siap untuk worst-case, misal batal terbang karena ada keperluan lain, dsb. Karena (sebagian besar) tiket promo ini tidak bisa di-refund kembali jika kita batal berangkat.

Sayangnya, tiket promo biasanya tidak berlaku di hari-hari ramai di mana orang banyak berlibur seperti long-weekend. Karena kita ras pekerja, kita mau gak mau harus memilih. Hari libur yang panjang tanpa harus cuti dengan konsekuensi tiket agak mahal, atau tiket murah di hari biasa dengan konsekuensi harus cuti yang banyak. Uang atau cuti. Pilihan yang sulit. Tapi karena jumlah cuti yang minim, biasanya saya memilih yang pertama. Ingat, uang masih bisa dicari, sedangkan liburan itu adalah hal yang langka untuk ras pekerja.

Oke, setelah planning, mari membicarakan keuangan.

4. Sisihkan penghasilanmu untuk menabung dan bersenang-senang.

Gaji saya standar, tidak terlalu besar. Tapi bagaimana caranya saya tetap bisa berjalan-jalan? Itu karena saya selalu menyisihkan sebagian uang untuk bersenang-senang. Cara bersenang-senang setiap orang berbeda-beda. Ada yang senang belanja baju dan make-up, ada yang suka main game dan beli gadget, ada yang suka nongkrong, dan lain-lain. Buat saya, bersenang-senang itu adalah jajan di toko buku dan jalan-jalan. 

Tapi, kita tidak hanya hidup untuk hari ini. Masih ada hari esok dan masa depan yang harus dipikirkan. Karenanya, jadikan menabung untuk masa depan itu menjadi prioritas pertama, dan bersenang-senang itu menjadi prioritas kedua. Biasanya selesai gajian saya merencanakan keuangan menjadi beberapa pos dengan urutan sebagai berikut sesuai dengan prioritas:

  • Zakat (karena sebagian dari uang kita adalah milik mereka yang membutuhkan)
  • Kebutuhan utama, seperti pulsa, paket internet, kos-kosan, cicilan, dsb.
  • Menabung untuk masa depan, pisahkan di rekening yang berbeda dengan rekening sehari-hari (saya punya patokan jumlah minimal tabungan perbulan, dan agar disiplin saya membuat Tabungan Rencana yang didebet otomatis tiap bulannya)
  • Biaya hidup sehari-hari (sandang, pangan, transportasi, dsb)
  • Bersenang-senang (ini sisa uang setelah dikurangi semua kebutuhan di atas).

Misal pengeluaran untuk bersenang-senang di suatu bulan itu lebih kecil dari pos yang sudah dianggarkan, kelebihannya bisa dipakai untuk bersenang-senang di bulan berikutnya. Dan jika saya berencana untuk jalan-jalan jauh yang biayanya besar, biasanya saya juga membuat tabungan lain. Misalnya ketika hendak ke Jepang tahun lalu, saya membuat tabungan rencana selama setahun dengan teman-teman. Kami menabung sejumlah uang yang sudah ditentukan besarnya setiap bulan. Tidak terasa, ketika satu tahun berlalu, jumlah yang terkumpul ternyata lumayan juga. Jadinya ketika berangkat, kita tidak akan kaget lagi dengan jumlah pengeluaran yang tiba-tiba besar karena sudah dicicil selama setahun lamanya.

Ketika mendapat bonus (di luar gaji bulanan) dari kantor, biasanya 1/3 atau 1/2-nya (tergantung besar uang yang didapatkan) saya masukkan ke tabungan, dan sisanya saya gunakan untuk bersenang-senang. Biasanya ketika bonus keluar, saya langsung hunting tiket untuk tujuan-tujuan yang sudah saya rencanakan di awal tahun. 

5. Pangkas pengeluaran yang kurang penting.

Seperti misalnya nongkrong di tempat makan yang fancy atau main ke mall. Karena uang yang biasa dihabiskan untuk main ke mall atau resto fancy itu jumlahnya ternyata lumayan banget kalau ditabung. Saya sendiri menghindari main ke mall kalau memang nggak ada keperluannya dan kalau pun kepepet, biasanya sebelum berangkat saya makan dulu di kosan agar nggak lapar mata di sana.

Satu lagi yang termasuk ke pengeluaran yang kurang penting menurut saya adalah gadget. Dari dulu saya memang tidak terbiasa berganti gadget jika tidak terdesak. Karena kalau menuruti keinginan, pasti deh gak akan ada habisnya. Tapi seorang teman pernah mengeluh bahwa memilih antara gadget dan jalan-jalan itu menurutnya adalah hal yang sangat sulit. Well, jawabannya kembali lagi ke niatan tiap orang yang memang berbeda-beda. 

6. Cari penghasilan sampingan.

Dengan catatan, tidak mengganggu pekerjaan utama. Setahun belakangan ini saya punya usaha kecil-kecilan berjualan kaos. Berawal dari iseng dengan seorang teman untuk tambahan uang jajan di Jepang, dan ternyata hasilnya bisa membayar hampir seluruh akomodasi di sana. Cari yang bisa dilakukan sambil bekerja seperti berjualan barang online, atau yang bisa dilakukan di weekend seperti motret pre-wedding (summon Barokah Foto) :D
Dua sumber penghasilan tambahan ini lumayan sekali ternyata untuk mendukung hobi saya berjalan-jalan.

7. Apply Kartu Kredit

Bukan untuk hedon atau gaya-gayaan, tapi karena memang perlu dan berguna sekali untuk jalan-jalan, apalagi ke luar negeri. Booking tiket pesawat, booking penginapan, hingga untuk keadaan emergency ketika di negeri orang. Yang perlu digarisbawahi adalah, kartu kredit bukanlah kartu untuk ngutang, tapi lebih ke alat untuk mempermudah pembayaran. Jadi, jangan pernah tunda pembayaran tagihan kartu kreditmu. It will kill you, slowly. Trust me!

8. Niat dan impulsif.

Sudah punya tanggal, uang, yang terakhir dan yang paling penting adalah niat. Kalau niatnya nggak kuat pasti deh waktu booking tiket pesawat jadi mikir berulang-ulang, trus mendadak jadi perhitungan sama uang (yang tadinya memang udah disiapkan untuk liburan). Prinsip yang selalu saya pegang adalah "uang masih bisa dicari, kesempatan dan pengalaman jarang datang untuk yang kedua kalinya". Haha, sebenarnya itu pembenaran diri sih. Tapi kalau nggak begitu, saya nggak akan pernah bangkit dari tempat duduk saya yang super nyaman ini untuk melihat dunia.

Beruntungnya saya selama ini dikelilingi oleh teman-teman yang juga impulsif kalo soal jalan-jalan. Biasanya sehabis book tiket, kami cuma bisa ketawa-ketawa aja menertawakan keimpulsifan kami yang kadang gila bin nekad dan juga rekening yang mendadak kempes.


So in the end, save your money, take a courage, book a ticket, pack your bag, and go!

10 comments

  1. Gila, ini pasti banyak yang habis baca ini terus bilang "itu gue banget!"
    Ternyata ras pekerja yang suka jalan-jalan itu memang mirip ya. Untungnya saya juga masih lumayan disiplin buat nabung. Dulu di kantor lama setiap kali ada promo AirAsia dan nemu tanggal yang dapet tiket murah, langsung SMS bos, "Bu, saya cuti dari tanggal sekian sampe sekian ya". Begitu dia bilang oke, langsung deh booking tiket dieksekusi. Padahal pas bos bilang oke juga dia belum kebayang di tanggal segitu kerjaan saya lagi padat atau enggak. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha iya banget nih. Kalo saya biasanya sih suka nekad aja beli tiket, urusan cuti diapprove biasanya belakangan dan cenderung menghalalkan segala cara :))
      Tos dulu deh ras pekerja. *tos

      Delete
  2. Super sekali tipsnya Mba Mir! mau aku coba ah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenernya ada lagi nomer 9 tipsnya, rajin lembur.
      Tapi..... ya sudahlah...
      *ifyouknowwhatimean =))

      Delete
  3. wah saya selalu merasa tidak bisa menabung karena gaji pas-pasan untuk kehidupan sehari-hari.. tetapi rasanya setelah baca ini, bener juga ya.. saya tidak memanage keuangan saya dengan baik.. uang sebagian besar habis di step bersenang-senang yang biasanya selalu tidak terkontrol.. terima kasih sudah sharing soal ini ya.. akan saya catat dan insya Allah terapkan di kehidupan sehari-hari..

    ReplyDelete
  4. All hail tiket promoo! beneran deh kalo pergi weekend, senen nya masih holiday jet lag hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya banget ini, fisik di kantor, psikis di kasur :))

      Delete
  5. Replies
    1. Bukan prinsip nu, lebih ke pembenaran kayanya =))

      Delete