Dari Yangon, perjalanan kami dilanjutkan ke sebuah daerah yang letaknya di utara Yangon; Inle Lake.
Sama seperti Bagan, Inle Lake juga merupakan tujuan turis-turis yang piknik ke Myanmar. Jarak Inle Lake dari Yangon sekitar 600an km yang ditempuh selama hampir 11 jam.
Ngapain sih jauh-jauh ke Inle Lake?
Mau liat ini....
Kakku Stupa Forest
Dari Yangon kami naik bis JJ Royal yang sudah kami beli tiketnya sebelumnya di www.myanmarbusticket.com. Harganya memang jadi lebih mahal sedikit karena ada service charge-nya. Tapi kayaknya memang mendingan beli tiketnya online sebelum ke Myanmar karena bis JJ Royal ini idola banget di kalangan turis-turis. Harga tiketnya sekitar 22 USD (sudah termasuk service charge). Worth it sih, soalnya bisnya enak banget. Paling enak dari semua yang pernah saya naiki selama di Myanmar.
Di terminal bisnya bisa mandi (yah walaupun kamar mandinya gitu deh), trus sambil nunggu bisnya dateng kami dibikinin kopi yang enak. Bis datang dan berangkat ontime. Tempat duduknya 2-1 dan lapang, dapet bantal dan selimut, dapet snack dan air mineral, ada colokan, dan ada pramugarinya! Jadi ada mbak (yang suaranya agak mistis) yang ngomong di microphone ala ala pramugari pesawat lalu dia dorong gerobak minuman dan nanyain mau minum apa. Ada kopi, teh, sama soda-sodaan. Cool.
Snack dan soda
Siap bobok untuk 11 jam ke depan. Foto : Mba Olip
Sekitar jam 5 pagi, kami sampai di Inle Lake. Tiba-tiba terbangun karena ada petugas yang naik ke dalam bis untuk menagih uang masuk ke Inle Lake (10 USD untuk turis asing). Tapi karena kami di Inle Lake cuma untuk transit doang sebelum lanjut ke Taunggyi (daerah tempat hutan stupa berada) jam 8 paginya, kami nggak perlu bayar tiket masuk itu. Turun bis, sudah ada bapak supir tuktuk yang menjemput kami.
Oiya berhubung untuk menuju ke Taunggyi itu harus nyewa mobil, sebelumnya Mba Olip udah bales-balesan e-mail sama orang di Inle untuk arrange perjalanan ke sana. Doi juga arrange tuktuk untuk jemput kami dari bis dan nganter ke hotel, yang juga dipesenin supaya kita bisa numpang mandi dan beres-beres di sana.
May Guesthouse nama hotelnya. Hotelnya bagus, tipikal rumah kayu gitu dan ada tamannya. Kamar mandinya di luar dan ada air angetnya. Enak banget akhirnya bisa mandi secara proper setelah 2 hari gak mandi mandinya ngga bener. Hahaha. Kami cuma perlu bayar 1.500 Kyat untuk mandi, sekitar 15 ribu Rupiah. Dapet handuk dan juga toiletteries. Abis mandi, kami sekalian sarapan di sana, 2.000 Kyat doang dapet sarapan ala western enak dan porsinya banyak. Sampe rotinya lebih dan bisa dibungkus buat bekal.
May Guesthouse, Inle Lake
Sarapan ala horang kayah
Abis kenyang sarapan, kami dijemput lalu langsung cabs ke Taunggyi. Sekitar 1,5 jam kemudian kami sampai di Taunggyi dan harus lapor dulu ke semacam kantor dinas pariwisata. Di sana turis harus bayar uang masuk USD 3 perorang dan USD 5 untuk pemandu lokal yang akan memandu sampai ke Kakku Stupa Forest. Pemandu kami saat itu bernama Pho, mahasiswi jurusan sastra Inggris di Taunggyi University. Dia pakai baju tradisional suku Pa-O, suku asli yang ada di Taunggyi.
Dari Taunggyi ke Kakku masih lumayan jauh ternyata. Tapi perjalanan jadi nggak membosankan karena Pho banyak cerita soal Taunggyi dan kehidupan sehari-harinya. Bahasa Inggrisnya lumayan lancar walaupun pronounciation-nya agak aneh. But she's nice.
Akhirnya sampai di Kakku! Amazed sama pemandangan yang kami lihat saat itu. Di pagoda itu ada ribuan stupa yang saling berdempet-dempetan. Kata Pho totalnya ada sekitar 2.478 stupa. Sebagian besar udah dipugar, tapi peraturannya cuma boleh dicat ulang aja tanpa merubah bentuk.
Saatnya foto-foto!
Ini Pho, lagi menjelaskan tentang lonceng yang ada di pintu masuk di tiap pagoda. Biasanya dibunyiin 5 kali.
Totoro kenalan dengan teman baru :D
Scarf penutup kepala khas suku Pa-O
Lapak di dekat pintu masuk. Jual bermacam-macam kacang, bumbu masakan, dan teh. Kacang kedelainya enak. 500 Kyat saja!
Ibu-ibu suku Pa-O lagi chit chat.
Pemandangan di belakang pagoda
Setelah puas muter-muter dan foto-foto di hutan stupa, kami makan siang di restoran dekat situ. Menunya tofu salad (semacam oseng-oseng tahu), soya bean curry (kari kacang kedelai yang udah dihaluskan), dan shan noodle (mie sayuran). Tofu saladnya enak!
Pemandangan dari restoran
Makan siang
Di perjalanan pulang, Pho mengajak kami mengunjungi salah satu desa tempat suku Pa-O tinggal. Umumnya mereka berprofesi sebagai petani kedelai, yang tampaknya merupakan komoditi unggulan dari Taunggyi. Kami berkunjung ke salah satu rumah di sana.
Nenek yang berusia 85 tahun ini masih lincah lho, dia bisa naik tangga curam ke rumah (yang bentuknya kayak rumah panggung) tanpa kesusahan.
Disuguhin teh Myanmar. Di tiap rumah ada tungku kayak gini di tengah-tengahnya. Kata Pho biasanya dijadiin tempat pacaran kalau cowo lagi main ke rumah cewenya. Haha
Cheers!
Di perjalanan pulang kami mampir ke pasar untuk beli tas khas suku Pa-O seperti yang dipakai Pho. Tak lupa beli thanaka, bedak khas Myanmar yang ternyata asalnya dari kulit kayu yang digerus dengan air.
Thanaka, dari mulai yang bentuknya masih asli (batang pohon), yang sudah diolah berbentuk bubuk padat, sampai yang berbentuk krim.
Nyobain Thanaka
Nyobain Thanaka
Kunjungan yang menyenangkan ke Taunggyi. Resmi saya nobatkan jadi tempat favorit nomer dua di Myanmar.
Nomer satunya?
Di postingan berikutnya :)
Catatan:
Contact driver mobil Inle Lake - Kakku
eversmile.ns.inle@gmail.com
Phone : 09428316928
you trip to Myanmar seems like fun! Thanks for sharing...
ReplyDeletetak sabar nunggu part 3 hehe
thanks for reading! :D
DeleteMir, sarapannya 2000kyatt ajah, nolnya kebanyakan 1 :D
ReplyDeleteIh jadi kangen myanmar >.<
hoiyaaa, keingetnya harga rupiahnya mbak hehehe. sudah diupdate!
Deletemba mir, si Pho fotogenic banget sih hahaha *salah fokus
ReplyDeletekamu ketuker kayanya sza, itu aku bukan pho :P
Deletehahahaha mba miraa fotoin aku dooong
Deleteayook. tapi ricoh-ku lagi rusak nih pulang pulang dr Myanmar szaaa :(
Deleteservis dulu yak
Barokah foto barokaaah :))
DeleteWah nemu aja destinasi bagus gini Mir. Nggak nyangka Myanmar sebagus yang di post2muu, soalnya teman2 yang pernah ke sana cuma ke spot2 yang sudah terkenal. :D
ReplyDeletehehehe iya Mbak Nia, ini aku juga ga sengaja nemu pas browsing-browsing
DeleteKak kalo kesana lagi nitip Thanaka dong, buat dipake kerja biar ga item hohoho
ReplyDeletehahahaha okay! ini aku juga beli kemaren tha, tp males makenyaa
Delete