Singgah Super Kilat ke Hay-On-Wye: Kota Penuh Toko Buku!


Pertama kali baca tentang Hay-On-Wye di blognya Dixie, saya langsung mikir "waduuuh, kemana aja nih udah hampir setahun di Inggris baru baca tentang ini". Berhubung bentar lagi masa kuliah akan usai dan harus balik ke Indonesia, saya langsung bertekad untuk berkunjung ke sana. Penasaran banget rasanya dengan kota kecil di Wales yang disebut-sebut sebagai The Town of Books ini, karena hampir seluruh isi kotanya adalah toko buku! Saya langsung iseng ajak Mela, teman sekampus saya yang juga suka main ke toko buku. Setelah mencari-cari jadwal yang pas di antara jadwal jalan-jalan Mela yang padat (berhubung saat itu dia udah lewat deadline disertasinya) dan jadwal ngumpulin disertasi saya, akhirnya ketemu lah sebuah tanggal yang cocok, tepat setelah saya submit disertasi. Horee~


Setelah browsing, ternyata Hay-On-Wye atau singkatnya disebut Hay ini letaknya lumayan jauh dari London. Stasiun terdekatnya adalah Hereford (3 jam 20 menit kalau naik kereta dari London, one way), ditambah lagi perjalanan naik bus dari Hereford ke Hay yang memakan waktu sekitar 1 jam. Sungguh perjalanan yang panjang, untungnya kami anaknya pantang menyerah kalo urusan jalan-jalan.

Kami cukup beruntung karena dapet tiket kereta first-class London - Hereford yang lumayan murah dan dapet kereta untuk balik ke London juga super murah banget (cuma 3.95 pounds!). Tetapi ternyata perjalanan kemarin lumayan banyak dramanya.


Kereta kami dijadwalkan berangkat dari stasiun Paddington jam 08:21 pagi. Biar efisien, saya janjian dengan Mela untuk langsung bertemu di stasiun. Jam 8 teng saya sudah sampai di stasiun dan ternyata Mela mengirimkan pesan bahwa dia baru naik tube dari Barbican dan mungkin akan agak terlambat. Menimbang jarak dari Barbican ke Paddington, saya udah was-was dan bersiap kalau pada akhirnya harus jalan sendirian. Ditambah lagi, hingga jam 08:15 Mela belum juga sampai dan tak kunjung membalas pesan saya. Menit demi menit berlalu dan akhirnya jam 08:20 Mela mengirimkan pesan kalau dia sudah naik kereta dan sedang berjalan menuju gerbong first class (harus banget disebut lagi, karena jarang-jarang, hahaha) yang letaknya ada di paling ujung. Just in time, karena semenit kemudian kereta beneran jalan. 

Perjalanan selama 3 jam 20 menit kami habiskan dengan ngobrol, makan bekal, ngemil, tidur, bangun, lalu bengong sampai bosan. Di kereta, saya sempatkan untuk mengecek jadwal bis dari Hereford ke Hay. Dan ternyata, bis yang terdekat dengan jadwal tibanya kereta kami ada di jam 11:40, sementara kereta kami sampai jam... 11:41. Saya dan Mela berharap banget ada mukjizat - entah kereta kami yang sampai kecepetan atau busnya yang ngaret - dan bertekad buat naik yang jam 11:40 meskipun rasanya mustahil, berhubung di Inggris apa-apa hampir selalu tepat waktu. Masalahnya, jadwal bus berikutnya ada di jam 13:40, selisih 2 jam yang sayang sekali dihabiskan untuk menunggu.

Sesampainya di Hereford, kami langsung jalan cepat setengah lari dari stasiun ke terminal bus. Pas akhirnya sampai di sana ada ibu-ibu yang bilang, "Waduh, Neng, baruuuu aja berangkat bus-nya" (terjemahan bebas dari English dengan sedikit aksen Wales). Kami cuma bisa bengong meratapi nasib di terminal bus.
Pesan moral : Saat book tiket kereta, cocokkan dengan jadwal bus. Jangan samakan bus di desa dengan bus di London yang frekuensinya lebih sering.

Akhirnya, kami menghabiskan waktu menunggu sampai jam 13:40 dengan berjalan-jalan di city-center nya Hereford. Ternyata kotanya menarik juga, tipikal kota kecil di Inggris. Sayangnya saya sama sekali nggak foto-foto di sana. 

Oke langsung skip aja ke 2 jam kemudian....

Kami sudah duduk manis di bus-stop untuk menunggu bus bernomor 39 itu. 5, 10, 15 menit berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda bus yang datang. Beberapa orang mulai gelisah. Ketika saya iseng mengecek live-schedule dari website operator busnya, ternyata bus di jadwal 13:40 tersebut di-cancel, yang berarti bus berikutnya akan ada di jam 4 sore. Saya dan Mela udah hampir sedih, karena kereta kami ke London akan berangkat di jam 8 malam, sementara bus terakhir dari Hay ke Hereford ada di jam 16:30. Tiba-tiba, ada seorang Mbak berparas Asia yang menyapa, "mau ke Hay ya? kita split taxi aja yuk" (bukan terjemahan, asli bahasa Indonesia). 

Saya dan Mela cukup kaget karena si Mbak tidak terlihat seperti orang Indonesia. Akhirnya setelah berembug sedikit, kami pun sepakat untuk naik taksi berempat bersama si Mbak (yang sayang sekali saya lupa namanya) dan temannya, yang ternyata kalau dihitung-hitung dibagi empat, harganya sama aja dengan naik bus. Tau gitu ya, kenapa ga dari tadi ajaaa. #kzl

Sekitar setengah jam kemudian, kami sudah hampir sampai Hay, ditandai dengan terlihatnya daerah dengan banyak padang rumput luas berbukit-bukit, Sungai Wye, dan terlihatnya sebuah kota kecil dari kejauhan. Semua berkat supir taxi yang nyetirnya ngebut banget, sampe-sampe di tengah jalan distop sama polisi karena ngelewatin speed-limit. Untung aja polisinya pemaaf, cuma ngasih nasehat kalau besok-besok jangan ngebut lagi.

Akhirnya sampai di Hay! Saya sama Mela langsung setengah panik susun strategi biar bisa eksplor kota dengan maksimal dan nggak ketinggalan bus, karena kami cuma punya waktu kurang lebih 2 jam di sana. Overall, dari hasil pengamatan saya selama 2 jam (haha) Hay adalah kota yang menyenangkan. Kotanya sangat kecil dan bahkan menurut saya lebih cocok disebut desa. Beragam toko buku dapat ditemukan dengan mudah di setiap sudut kota. Saya langsung ngebayangin menghabiskan masa tua saya di Hay, membuka toko buku bekas, memelihara Alpaca dan Samoyed, membaca buku setiap hari sambil menyeruput segelas earl grey tea dengan semi-skimmed milk *spesifik.

Petualangan kami di Hay lebih kurang terangkum di foto-foto di bawah ini:



What an interesting section!

Buku-buku Penguin classic.




Wish I had more time here.


Green Penguins


Salah satu toko buku favorit saya, Murder and Mayhem. Isinya buku-buku detektif, kriminal, dan yang suram-suram gitu deh pokoknya.

Buku-buku klasik yang cantik! Berasa lagi di perpustakaan di Hogwarts (kayak pernah aja, Mir)



Mba Mela lagi (pura-pura) membaca. Yha.




Am I in Marrakesh?


Yang gini-gini bikin hampir khilaf borong, untung masih inget tumpukan buku bekas hasil kalap di Amazon.








Toko buku yang isinya buku anak-anak.

Akhirnya, setelah (gak puas) berkeliling selama 2 jam, saya dan Mela pun terpaksa duduk anteng di halte bus yang akan membawa kami kembali ke Hereford. Rasanya sebel banget karena masih pengen berlama-lama. Kami sempat memikirkan opsi menginap dan pulang keesokan harinya, tapi harga tiket kereta dan penginapan kurang sesuai dengan kantong mahasiswa. Sekali lagi, pesan moral yang bisa dipetik di perjalanan kali ini, risetlah yang mendalam sebelum bepergian!


Kami sampai di Hereford pukul 6 sore dan menghabiskan waktu hingga jam 8 dengan makan dan nongkrong di KFC dekat stasiun. Meskipun lelah, mengingat kami masih harus menempuh perjalanan selama 3 jam lebih lagi sampai di London, tapi rasanya happy banget karena akhirnya bisa berkunjung ke Hay. Kalau kamu suka buku, meskipun suka numpuk doang tapi sering males bacanya kayak saya, I really recommend this place to you!

6 comments

  1. mau banget ke tempat ini. foto-foto mbak mira juga bagus. mudah-mudahan saya bisa menginjakkan kaki di kota Hay suatu hari nanti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin, semoga segera kesampaian main-main ke Hay yaaa.

      Delete
  2. Ya ampun Mira, baca perjuangannya bener2 yaa :'). Gemesss banget pas baca bagian bis itu huahaha. Biar cuma 2 jam yang penting happy ya udah ke sana :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener2 deh perjuangan ke Hay, lain kali kayaknya lebih baik nyetir sendiri biar puas dan gak terpaku sama jadwal bis. Thanks yaa Dixie udah share tentang Hay!

      Delete
  3. mbak, saya ijin menggunakan fotonya ya :)

    ReplyDelete