Mengenal Alan Turing Lebih Dekat di Bletchley Park

Postingan ini akan bercerita tentang kunjungan saya ke salah satu museum bernama Bletchley Park di tahun 2016 lalu (haha basi banget ya). Saya sebenernya ga terlalu suka ke museum, gak kayak Junda yang hobinya ke Natural History Museum atau British Museum saban weekend. Hanya museum-museum dengan tema tertentu yang bisa bikin saya tertarik untuk berkunjung. Waktu Junda cerita tentang Bletchley Park - museum yang berisi cerita tentang Alan Turing dan perannya di Perang Dunia ke-II, saya langsung tertarik banget untuk berkunjung. Yah, sekali-kali jalan-jalannya faedah biar keliatan kayak anak Computer Science beneran :)) Saya pergi ke Bletchley bersama Rumeysa, sahabat saya di kampus.



Pernah mikir ga sih, segala kenyamanan teknologi smartphone dan komputer yang kita nikmati sekarang itu hasil jerih payahnya siapa? Jauh jauh sebelum Sergey Brin dan Larry Page bikin Google, sebelum Steve Jobs bikin Apple, ada Alan Turing yang berjasa menciptakan 'neneknya' komputer. Sebagai mantan mahasiswi Teknik Informatika, nama Pak Turing (haha akrab) memang gak begitu asing karena sering banget disebut, terutama di mata kuliah Teknik Komputasi. Di mata kuliah itu saya belajar Turing Machine, sebuah konsep komputasi yang jadi cikal bakal komputer modern yang kita pakai dengan nyaman saat ini. 


Kalau nama Alan Turing masih terdengar asing, mungkin kalian akan inget dengan Benedict Cumberbatch.


Waw kok dari Alan Turing ke Cumberbatch, jauh amat? 


Soalnya kisah hidupnya Alan Turing ini diangkat jadi sebuah film berjudul Imitation Game yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch. Di film itu diceritakan bagaimana kecerdasan Pak Turing membantu Inggris dalam memenangkan perang dengan Jerman di World War II.


Alkisah, di zaman perang dulu berhubung belum ada WhatsApp dan Email, komunikasi hanya dilakukan via sinyal radio. Nah pertanyaannya, gimana ya cara para tentara janjian untuk nyerang satu wilayah gitu? Soalnya kan sinyal radio bisa aja kan 'disadap' dan didengerin oleh musuh. 


Inget ga sih waktu SD kita suka bikin semacam pesan rahasia yang terenkripsi (tersamarkan) ke temen-temen, misalnya pesan "tau ga kalau budi suka sama ani" ketika dienkripsi akan jadi "tagaugu gaga kagalagau bugudigi sugukaga sagamaga aganigi", dengan harapan agar temen-temen se-geng yang ngerti aja nih yang bisa paham maksud pesan kita. Padahal mah semua anak 90an tau kode rahasia ini wkwk.


Tapi kan ga mungkin juga ya Jerman pakai teknik enkripsi seculun itu? Mereka tentu pakai teknik yang lebih advance, yang bisa bikin pesan macam "tau ga kalau budi suka sama ani" bisa aja disamarkan jadi "ayo si jajan baso ke kantin". Untuk menyamarkan pesan rahasia sedemikian rupa, Jerman menggunakan sebuah mesin bernama Enigma. Mesin ini canggih banget dan susah untuk di-crack kodenya, hingga disebut sebagai The Unbreakable. Inggris saat itu berusaha untuk memecahkan pesan rahasia yang sudah dienkripsi oleh Enigma agar bisa tau strategi Jerman lebih dulu. Dibentuklah sebuah tim khusus bernama Government Code & Chyper School (GC&CS) yang kantornya ada di Bletchley Park ini. Nah, Pak Turing yang saat itu adalah seorang ahli Matematika kemudian ditugaskan untuk bekerja di sana untuk memecahkan kode dari Jerman. Pak Turing tentu ga sendiri, di sana dia bekerja bersama ahli Sejarah, ahli Linguistik, dan orang-orang hebat lainnya yang disebut sebagai The Codebreaker. Waw keren banget, jadi ingin sahabatan sama mereka.



Enigma (kiri) - The Unbreakable Germany's chiper machine

The challenge : To break The Unbreakable!

Memecahkan kode dengan cara manual

Kamus Jepang, sebagai bantuan 'bank' kata-kata


Buat yang udah nonton Imitation Game, mungkin udah tau lah ya betapa jatuh bangunnya Inggris untuk memecahkan kode dari Jerman. Soalnya saat itu Enigma disebut sebagai The Unbreakable - salah satu mesin sandi teraman di dunia. Enigma memakai mekanisme sandi berlapis (lapis 9) dan dapat dirubah-rubah yang membuat setiap karakter dalam pesan memiliki 1,59 x 10^14 kemungkinan penyelesaian. Hampir mustahil untuk dapat diselesaikan!

Di awal, semuanya dilakukan secara manual - dengan cara mencocokkan berbagai kemungkinan. Tapi para codebreaker bersimbah keringat dan air mata setiap hari karena 'kunci' dari Enigma berubah setiap harinya, sehingga mereka harus mengulangi semua pekerjaan dari awal setiap harinya.

Pak Turing dari awal sudah visioner kalau semua ini bisa dilakukan dengan bantuan mesin bernama Bombe yang dia bangun. Ide dari Bombe ini adalah untuk mencari segala kemungkinan 'kunci' yang digunakan Jerman untuk mengenkripsi pesan di Enigma. Idenya di awal sempat dicemooh karena dirasa buang-buang waktu. Temen-temennya mungkin bilang, "cuy, ngapain sih ngabisin waktu bikin mesin, mending sini bantuin kita mecahin kode rahasia".

Don't help the Enemy!



Bletchley Park - The Cottage


The code




Alan Turing's desk

Secercah cahaya hadir ketika tim codebreaker mulai menyadari kalau ada pattern yang sama setiap harinya. Di tiap pagi, Jerman selalu mengirimkan pesan ramalan cuaca yang diawali dengan "Weather Forecast" dan pesan yang selalu diakhiri dengan "Hail Hitler!". Dengan bantuan petunjuk ini,  mereka berhasil memecahkan kode rahasia dengan menggunakan mesin Bombe dalam waktu 18 jam. Sebuah kemajuan, tapi tentu masih kurang cepat. Karena dalam 18 jam mungkin aja Jerman udah ngebom banyak area dan membunuh banyak orang.

Tapi emang dasar pinter, Pak Turing kemudian mendapat ide untuk mengeliminasi kemungkinan dari sebuah huruf, jika huruf tersebut sudah muncul di kode. Contoh: huruf A tidak akan mungkin dienkripsi menjadi A juga. Dengan itu, jumlah kemungkinan penyelesaian bisa menurun drastis, dan Bombe bisa memecahkan kode Enigma dalam waktu 20 menit saja setiap harinya.





Long story short, Inggris pun berhasil memenangkan Perang Dunia ke-II, komputer ada dan terus berkembang, Mira & Junda bisa belajar computer science, dan dunia pun menjadi seperti sekarang ini, berkat Pak Turing.

Happy ending? 
Buat kita dan Inggris, iya. Tapi engga buat Pak Turing :(

Pada tahun 1952 homoseksual merupakan hal yang dilarang oleh Inggris, Turing ditangkap dan diadili atas tindak pidana homoseksualitas. Dia bisa memilih untuk dipenjara atau disuntik hormon estrogen untuk menetralkan libidonya. Turing depresi karena tidak bisa bekerja lagi di Bletchley Park dan karena efek hormon estrogen yang disuntikkan terus menerus. Pak Turing mengakhiri hidupnya sendiri di tahun 1954, di usia 41 tahun :(


What a pleasure afternoon that I and Rumeysa had! Kami membaca dan mendengarkan (lewat audio guide) semua informasi di Bletchley Park dengan seksama. Di sana kami juga mencoba menjadi codebreaker yang memecahkan kode Enigma. Yang ternyata susah jugaa. 

Saat ini Bletchley Park mencoba membuat kembali mesin Bombe-nya Pak Turing yang beneran bisa bekerja seperti dulu! Seru banget pas liat mesinnya gerak-gerak kayak di film.

Replika mesin Bombe


Bayangkan kalau komputer kita segede ini?

Mencoba menjadi codebreaker

Souvenir di museum shop


Bersama Mbak Rumeysa

Sangat-sangat merekomendasikan semua orang untuk seenggaknya nonton Imitation Game atau datang ke Bletchley Park, terutama untuk para programmer. You'll love it!



And let's take a moment to thank Alan Turing for his amazing work and ideas! May he rest in peace.

4 comments

  1. Pertama kali denger nama Turing waktu nonton the Imitation Game sekitar 2014. Ternyata pengaruh buah pikirnya sangat besar ya. Menarik juga ternyata sejarah dan pencapaiannya diabadikan dalam bentuk museum, mengingat sebelumnya Turing 'dikriminalisasi' karena orientasi seksualnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selain untuk mengenang Turing, mungkin juga karena segala bukti di Bletchley dimusnahkan setelah Inggris menang dari Jerman, termasuk mesin Bombe.. Jadi untuk mengabadikan pencapaian tim di Bletchley in general juga

      Delete
  2. Kenapa meninggalnya tragis siihhh :(((( Mir bombe ini gak ada layarnya? Jadi mereka pecahin kode pake tabung bulet-bulet itu aja? Gimana caranya? Mejik... Aku baru tau banget cerita ini dan ceritanya asyique, kamu nulis sambil minum susu almon dan makan kukis kah?

    Btw baca ini aku jadi inget film Beautiful Mind. Si John Nash kan merasa harus memecahkan teka teki, dia nempelin majalah-majalah di dinding, cuman bedanya kalau ini hanya halusinasi, tapi tetep keren sih. Pengin nonton Imitation Game, ini berat gak sih hahaha atut gak ngerti, biasa nonton Dumbo sama drama-drama receh macam He's Just Not That Into You gini wkwkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwk iya sih abis makan kukis dan minum susu almond nulisnya, agak nunda-nunda nulis ini dari dulu karena takut yg baca ga ngerti. Alhamdulillah ya kalo kamu nangkep inti ceritanya :))

      Iya bener tin, pakai tabung itu aja.. Di tabungnya itu ada kayak pointer yg nunjuk ke huruf-huruf, nah huruf2 itu yang jadi 'kunci' sandinya. Coba ditonton nanti paham. Ga berat kok filmnya, apalagi Cumberbatchnya ganteng :D

      Delete