Arung Samudera Menuju Teluk Kiluan


 
Bermula dari ajakan Sherly, temen saya pas dulu ke Raja Ampat, akhirnya keinginan saya untuk pergi mantai sebelum puasa pun terpenuhi juga. Teluk Kiluan tujuannya. Sebuah Teluk di Lampung ini sebenarnya sudah cukup lama ada di list tempat yang ingin saya kunjungi. Tetapi akses ke sana masih terbilang sulit. Pilihannya adalah menyewa mobil atau angkot untuk melewati perjalanan sekitar 4-6 jam dengan kondisi jalanan yang konon katanya sangat buruk atau menyewa kapal sehingga kita bisa dadah dadah sama jalanan yang jelek plus leha-leha di kapal selama 3-4 jam (kondisi ombak yaa urusan belakangan sih). Nah, kenapa saya tertarik dengan ajakan Sherly untuk ikut open trip yang dia adakan adalah karena dia memakai opsi kedua untuk pergi ke Kiluan, yaitu lewat jalur laut. Rasanya sih perjalanan lewat laut bakal jaauuuuuh lebih menyenangkan karena ga macet, ga perlu desak-desakan di angkot, dan yang lebih penting adalah bisa mampir-mampir dulu di pulau-pulau yang dilewatin dan tentunya ini yang ditunggu-tunggu, snorkeling-an!

Perjalanan menuju Kiluan ini luar biasa effortnya. Oke, saya mau rinci satu persatu deh biar dramatis haha. Dimulai perjalanan selama 6 jam lebih dari Cikarang - Merak, yang 2 jamnya saya habiskan CUMA di Cibitung (Ya Tuhan, saya beneran eneg lama-lama dengan segala kemacetan ini). 3 jam menyebrang Selat Sunda dari Merak ke Bakaheuni. 1 jam 30 menit perjalanan darat dari Bakaheuni ke Dermaga Canti, dermaga yang lebih kecil tempat kapal yang kami sewa menunggu. Dan 4 jam perjalanan laut dari Dermaga Canti ke Kiluan (exclude waktu buat yang dipakai buat mampir ke pulau-pulau dan snorkeling).



Tapi semuanya berakhir dengan happy. Sempat khawatir dengan hujan yang turun dengan rajinnya selama 3 hari belakangan sebelum berangkat. Akan tetapi, pada hari H matahari benar-benar bersahabat. Di perjalanan kami mampir ke Pulau Legundi dan Pulau Umang-Umang. Pulau Legundi dengan bawah lautnya yang luar biasa indaah. Karang-karangnya masih utuh dan ikannya banyak, spotted nemo like everywhere! Pulau Umang-Umang dengan pantainya yang indah dan bening sekali. Heaven!

Bukan lumba-lumba lagi nyantai di Pulau Umang-umang
"What are you gonna do with that? It will be so smelly, trust me." Kata si FX, bule prancis yang ikutan trip.
Di seberang sana Kiluan daratan dilihat dari Pulau Kelapa. Dan saya sukses menyeberang dengan cara berenang!
Laguna Dodo
Pamer siluet ketek

Yang menjadi daya tarik dari Teluk Kiluan tentu saja atraksi dari puluhan (atau ratusan?) lumba-lumba di samudera bebas. Konon katanya di Teluk Kiluan ini adalah salah satu spot dimana lumba-lumbanya paling banyak di dunia. Dan kayaknya bener sih. Jam 6 pagi kami semua sudah siap menaiki jukung (perahu kecil) yang akan mengantar kami ke Samudera Hindia untuk melihat lumba-lumba. 1 perahu hanya muat dinaiki 3 orang (termasuk mas-mas yang mengemudikan). Yang gampang mabok laut sih sangat gak dianjurkan untuk ikutan tour ini. Saya aja sempet kliyengan menghadapi ombak samudera yang luar biasa hardcore. Tapi gak percuma, karena gak lama kemudian puluhan lumba-lumba mulai menari berloncat-loncatan di sekitar jukung kami. Sayang kamera yang saya bawa nggak cukup mumpuni untuk merekam gerakan mereka yang sangat lincah.

Ini namanya jukung.
Ombak Samudera Hindia. Bawa kamera yang bukan underwater? You die! Seriously.
Halo!
Tipikal foto kalau lagi di pantai

Blue sky holiday ended with happy ending. Lovely beach, view, friends, weather, and I got nice tan too. Dan saya pun siap menyambut bulan Ramadhan. Selamat berpuasa semuanya! :D

PS: Foto underwater, lumba-lumba, dan foto loncat ramean pinjem dari Mas Hendra.

4 comments

  1. ini siy kereen bgt mbak, teluk kiluan salah satu yg masuk ke travelling wish aku, mudah2an secepatnya menikmati seperti foto2 itu... hihihih..

    ReplyDelete
  2. Dibs on si pria pake kaos putih paling kanan :D gemes deh ih #nunggubeduk

    ReplyDelete
  3. Sewa kapal dari dermaga canti ke pulau kelapa, berapa ya harganya (pp)?

    thx,

    ~ tami ~

    ReplyDelete