Dari 6 orang, tidak ada satu orang pun yang sadar bahwa tanggal kepergian ke Hanoi kemarin bertepatan dengan Idul Adha. Sampai pada akhirnya di beberapa minggu sebelum keberangkatan saya iseng melihat kalender dan menyadari ada tanggal merah di bulan Oktober, yang ternyata adalah hari keberangkatan ke Hanoi. Ketika dilihat lebih seksama, ternyata tanggal tersebut adalah hari raya Idul Adha. Gini nih kalau terlalu gampangan diajak jalan-jalan, biasanya ayo ayo aja tanpa ngecek dua kali tanggal keberangkatan. Pas saya ngasih tau ke yang lain, langsung deh pada panik, mungkin ga ya sholat Idul Adha di Hanoi. Saya sendiri sebenarnya juga agak meragukan. Mengingat Idul Adha beberapa tahun yang lalu semasa kuliah, saya juga pernah gagal sholat Ied dengan mereka-mereka ini :))
Tapi kali ini kami bertekad gak boleh gagal sholat lagi, sekalian juga pengen tau rasanya Idul Adha di negeri yang jumlah umat Muslim-nya minoritas. Setelah googling, ketemu deh satu buah mesjid yang sepertinya merupakan mesjid satu-satunya di Hanoi (yang terlacak di internet). Untungnya, letak hostel tempat kami menginap tidak terlalu jauh dengan mesjid tersebut. Oke, kami pun bertekad bulat dan niat bawa baju muslim ke Hanoi untuk sholat Ied.
Di depan hostel (pinjem fotonya Eccik) |
Perjalanan menuju mesjid. Masih sepi. |
Di Indonesia, menurut keputusan Menteri Agama, Idul Adha 1435 H jatuh di tanggal 5 Oktober 2014. Keluarga saya yang biasanya ikut Muhammadiyah sebenarnya berlebaran di hari Sabtu, tanggal 4 Oktober, tapi kata Ibu saya nggak masalah mau sholat kapan aja selama masih di hari tasyrik. Saya dan teman-teman akhirnya cuma bisa berharap kalau hari Idul Adha di Hanoi bersamaan dengan Indonesia. Karena di hari Sabtunya, kami terbang super pagi dari Kuala Lumpur dan sampai di Hanoi menjelang siang.
Jangan lupa Sholat Idul Adha, katanya (sotoy) |
Minggu pagi, kami bangun lebih pagi lalu bersiap-siap ke mesjid. Alamatnya di jalan Hang Luoc 12, masih seputar kawasan Old Quarter jadi masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Sesampainya di mesjid Al-Noor, di gerbang mesjid terpasang spanduk berbahasa Vietnam yang hanya kami pahami beberapa patah kata saja. Kayaknya sih intinya tentang ajakan sholat Ied gitu deh. Tapi saat itu tidak ada tanda-tanda keramaian menjelang sholat Ied. Suasananya sepi tanpa suara takbir dan tidak ada orang sama sekali kecuali kami. Kemungkinan cuma dua : kami kesiangan atau sholatnya bukan hari ini.
Kami masuk dan menemukan selembar pengumuman yang lagi-lagi berbahasa Vietnam.
Artinya : Sholatnya kemarin, tanggal 4 Oktober. |
Sedih.
Yaudah deh daripada sedih, kami yang dresscode-nya udah lebaran banget langsung foto-foto di depan mesjid untuk bahan pamer di socmed. Seolah-olah abis sholat. Tidak ada yang tahu kami sebenarnya gagal sholat sampai saya menulis tulisan ini :))
Seolah-olah..... |
Di sebelah mesjid ada kantin yang menjual makanan Halal. Yang punya namanya Bu Zaenab. Namanya Arab banget ya, pas orangnya dateng ternyata dia orang Vietnam asli. Subhanallah, terharu banget rasanya di negara orang ada yang ngucapin "Assalamu'alaikum". Di sana kami sarapan Pho (baca : fa -- jangan salah pengucapan, dijamin nggak ngerti nanti orangnya), mie khas Vietnam. Isinya mie yang terbuat dari tepung beras, potongan daging sapi dan ayam dengan kuah kaldu. Oiya jangan lupa pesan Vietnam Ice Milk Coffee. Di sini lah saya menemukan yang terbaik selama di Hanoi.
Kantin Zaenab di sebelah kiri masjid. (pinjem fotonya Eccik) |
The famous (halal) Pho! |
Es kopi susu Vietnam terbaik! |
Tak lama, turun hujan yang lumayan deras. Sarapan Pho hangat-hangat yang terjamin 'aman' sambil ngopi dan ngobrol ngalor ngidul sama para sahabat terbaik itu pada akhirnya sukses membayar lunas kekecewaan kami gagal sholat Ied :)
Semangkok pho-nya terlihat menggairahkan. :D
ReplyDelete